Mohon tunggu...
Andri Pratama Saputra
Andri Pratama Saputra Mohon Tunggu... Bankir - Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan #RI #BudayaReview

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Efek Rumah Kaca dan Pengikisan Lapisan Ozon

5 Januari 2023   09:45 Diperbarui: 5 Januari 2023   09:57 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.kompas.com

Peningkatan polutan di atmonsfir bumi menciptakan ancaman serius lapisan ozon dan menyebabkan perubahan iklim seperti pemanasan global. Oleh sebab itu, diperlukan pembatan emisi global untuk memitigasi risiko lingkungan ini terlebih lagi penurunan emisi adalah tanggung jawab bersama tanpa membedakan struktur sosial, level kemajuan pembangunan, kemajuan industry, dan orientasi politiknya. Fenomena pemanasan global harus diperhatikan sehingga perlu diambil langkah-langkah dalam mengurangi hal tersebut.

Semakin meningkatnya produksi polutan yang menyebabkan konsenrasi gas yang semakin meningkat, contohnya konsentrasi CO2 yang meningkayt 26% sejak 1960. Munandar (2000) menyebutkan penyebaran gas khlorida khususnya gas chlorofluorocarbin(CFC) yang menyebabkan semakin terkikisnya lapisan ozon dan meningkatkan konsentrasi hingga 114% dari 1975-1990, meningkatkan gas metana 143%, hal ini diperparah dengan potensi peningkatan industry dan zat kimia yang akan.

World Meteorological Organization (WMO) memprediksi polutan akan semakin meningkat dan suhu global akan meningkat 0,3 derajat per dasawarsa atau 3 derajat hingga akhir abad 21. Hal ini akan berdampak terhadap kestabilan konsentrasiu C02 dan CFC sehingga kegiatan yang menyebabkan emisi harus dikurangi 60%. Para ilmuwan telah menyadari polutan akan menyebabkan efek pemanasan global secara perlahan dan memantulkan sinat ultraviolet yang semakin menipiskan lapisan ozon. Banyak faktor penyebab hal tersebut salah satunya adalah pembakaran.

Pembakaran energy fosil (batubara, minyak, gas) oleh kendaraan bermotor dan industry bisa menyebabkan terciptanya efek rumah kaca. Faktor lainnya adala pengundulan hutan (deforestasi), pemakaian pupuk kandang dan materi hijau sebagai bahan bakar, dekomposisi limbah, dan tambang batu bara. Gas seperti CFC, C02. Metana, dll adalah konributor besar dalam meningkatkan zat berbahaya. Sumber emisi C02 terdiri dari produksi industry dan sumber lain, kedua itu menyebabkan 77% dan 23% dari total emisi co2 di dunia. Keseluruhan penduduk negara berkembang adalah populasi dunia hanya menghasilkan C02 (selain China) sedangkan contributor rerata berasal dari negara maju seperti USA yang beremisi 2x lipat daripada emisi negara Eropa, 19x kawasan Afrika, dan 23x emisi India.

Meskipun negara dunia ketiga sedikit menghasilan CO2 dari produksi industry, namun mereka yang bertanggung jawab dari emisi tersebut. Pembaran hutan dalam membuka lahan baru akan menyebabkan emisi CO2 hampir seluruh negara berkembang. Diperkirakan penggundulan hutan bertanggung jawab 25% dari total emisi CO2 di dunia. Hal tersebut disebabkan pohonlah yang menyebabkan C02 sehingga ketika pohon banyak yang ditebang, lantas siapa yang akan menyerap C02 kecuali manusia. Hal ini menyebabkan tekanan masyarakat dunia dalam mendorong pengurangan kerusakan hutan karena kelestarian hutan adalah tanggung jawab bersama. Namun, hal tersebut tidaklah mudah, terdapat beberapa faktor yang semakin mempersulit antara lain:

Kemerosotan harga komoditi dan kebutuhan devisa yang semakin meningkat. Sebagian besar hutan yang tersisa ada di negara berkembang yang dihadapkan dengan utang yang semakin meningkat sehingga diperlukan tambalan dalam menutupi utang yang salah satunya adalah ekspor komoditi kayu yang pada akhirnya akan meningkatkan ketergantungan terhadap ekspor kayu yang uaranya adalah eksploitasi hutan.

Stagnansi ekonomi dan ketimpangan kepemilikan tanah. Perkembangan ekonomi yang stagnan terlebih lagi kepemilikan tanah yang bias dan kurang jelas semakin memperburuk individu ingin mencari pemasukan dan lahan baru yang salah satunya adalah dengan mengeksplorasi hutan untuk menambah lahan. Beberapa negara berkembang bahkan mendorong perambahan hutan tropis untuk memberikan status kepemilikan lahan penduduk. Transmigrasi memiliki tujuan jangka panjang, namun menyisakan persoalan lain adalah lahan sehingga harus melaksanakan land reform yang kurang rapi dan mendesak.

Tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar tradisional. Secara tidak langsung pohon adalah salah satu sumber babahan bakar seperti di Afrika yang 89% kebutuhan akan kayu untuk bahan bakar. Pembatasan penggunaan kayu sebagai bahan bakar akan efektif jika tersedianya energi alternatif dan sama-sama menciptakan energy serta menghindari ego sectoral. Ketika ozon dilindungi maka akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan termasuk ekonomi berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka

Munandar, Haris. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun