Tantangan dalam pengembangan SDgs kini datang dari 3 faktor yaitu:
- Iklim, sekitar 50-75% akan terjadi pemanasan iklam yang ekstream pada tahun 2100;
- Kenaekaragaman hayati, kenakekaragaman hayati semakin menurun sejak tahun 1970;
- Pengembangan sumber daya manusia, tantangan adalah peningkatan risiko GDP dan ketidakpastian global dan akan menambag 135 juta kemiskinan pada tahun 2030,
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Xu (2022) menyebutkan ada beberapa fokus dalam SDGs selama COP26 yaitu:
- 130 dollar triliun modal akan bertransformasi diantara aliansi bank, asuransi, dan investor;
- Afrika Selatan akan menerima bantuan $8,5 miliar untuk waktu 3-5 tahun dari kerja sama Inggris, Amerika Serikat, dan anggota EU lainnya;
- Tersedianya $2 miliar modal untuk pemulihan Covid 19;
- Deforestasi dalam rangka mengembalikan fungsi hutan;
- Aktivitas deforestasi akan dihilangkan;
- Investasi untuk melindungi agrikultur;
- Menghentikan eksplrasi perminyakan dan investasi baru terkait itu;
- Lebih dari 20 negara akan mengkahiri projek fosil tahun 2022,
Setelah Covid 19, terdapat peningkatan gap keuangan dalam SDGs sebesar 70% yang dari $2,5 triliun menjadi $4,2 triliun. Peran ekonomi Islam dalam SDGs sangat penting dalam meningkatkan SDGs melalui:
- Dukungan darurat selama jangka pendek, contohnya penyaluran zakat, dukungan kesehatan, makanan, uang dan lainnya;
- Hubungan internal dan eksternal melalui sarana sukuk untuk meningkatkan modal;
- Dalam jangka menengah, melalui pertukaran sumber daya antara bank Islam dan institusi keuangan;
- The way taking forward, melalui dukungan donasi, peningkatan aktivitas komunitas, dan rumah tangga,
Selain itu, UNDP juga memberikan pendekatannya dalam ekonomi Islam yaitu:
- Harnesing, UNDP menerima bantuan dari stakeholder keuangan Islam untuk mengimplementasikan program tertentu;
- Catalyzing, UNDP membantu stakeholder keuangan Islam melalui kegiatan bersama SDGs;
- Convening, UNDP menunjukkan hungan yang erat bersama ekonomi Islam,
Duygun (2022) menambahkan peran ekonomi Islam juga dilakukan melalui pengembangan ekosistem fintech Islam yang meningkatkan keuangan inklusif, meningkatkan akses dan litersasi keuangan, dan memberikan jaminan biaya kredit yang rendah. Dan peningkatan ekonomi local yang ada di masyarakat dan meningkatkan pasar keuangan di Indonesia.
