Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail the Forgotten Arab bagian ke-duabelas

11 Juni 2017   06:46 Diperbarui: 17 Juni 2017   06:12 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja mereka tidak akan memeberitahu bahwa mereka sudah mendekati kami. Aku memperhatikan arah tiupan angin di bendera. Aku tidak melihat ada angin yang besar sekali berarti mereka di dekat dengan kami. Kalau soal dekat juga pasti mereka berjaga saja belum ada pergerakan. Aku membisikkan seorang teman yang dekat padaku. Hari itu gelap tapi itu temanku yang bernama Syuaib. Ia bertubuh besar sekali dan ia mempunyai penglihatan yang tajam sekali.  

Aku mengandalkan matanya sementara aku kadang suka silap untuk melihat. Aku kadang berpikir ada bayangan yang lewat dan ternyata tidak ada yang lewat. Mungkinkah keresahanku sendiri hingga aku tidak percaya dengan diriku sendiri sedangkan aku mempercayai Syuaib yang penglihatannya lebih tajam. Tadinya ia berasal dari regu lain namun kini ia bergabung menjadi regu kami dan telah berkontribusi yang banyak bagi pasuan kami.

Ada bayangan aku meningkatkan kewaspadaaan dan menahan nafas agar mencoba untuk menajamakan telingaku di antara udara yang tidak bertiup sama sekali.

Seluruh pasukan tampak tegang untuk menanti datangnya pasukan musuh. Mereka juga hening dan sebagian ada yang sedang membacakan zikir.

Parit ini memang bertambah dingin dengan menggelapnya malam dan mereka akan terlindung dari serangan musuh, Kaki kadang menjinjit untuk melihat situasi di atas parit musuh. Tidak ada yang terlihat melainkan parit yang kosong.

Officer Jerman

Hal yang paling berkesan adalah officer Jerman. Aku sulit mengartikan atawa menerjemahkan bahasa mereka. Untung saja Sersan pelatih Turki bisa mengartikannya. Ia memang seorang yang disiplin sekali dalam melatih anak buahnya. Ia sering berteriak untuk membariskan pasukannya.

Mereka memperkenalkan Mausser pada kami. Aku belum pernah mendengarnya. Aku kira senpaannya mirip dengan senapan Marsose di Kota Medan. Mausser itu ternyata mempunyai pisir besi yang ada di atas laras. Kalau kita rubah pisirnya maka akan berubah juga ketepatan. Jika kita harus menghitung karena serbuan mereka sangat mendadak.

Ia selalu meminum kopi dan duduk dengan Sersan pelatih di bangkunya sambil mengamati kami yang berada di dalam parit perlindungan .

Aku tahu parit  ini akan melindungi kaki dari tembakan. Membangun parit ini perlu waktu yang lama.

Ia segera langsung menegur jika ada yang malas-malasan dalam berlatih. Ia berteriak keras dalam bahasa Jerman. Aku tahu ia marah tetapi kami tidak mengerti apa maksudnya. Bahasa Jerman ini berbeda dengan huruf berbeda dan yang mengerti pastinya orang Jerman. Sersan pelatih yang kadang menejemahkan kemarahan si Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun