Mohon tunggu...
SITUMORANG YOSUA
SITUMORANG YOSUA Mohon Tunggu... Akuntan - To celebrate life, to do something good for others

Writing is living in eternity. Your body dead, your mind isn't.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

DFB Semburit

7 Desember 2022   13:15 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:28 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Piala Dunia (PD) sudah menjelang penghujung acara. Kompetisi sudah memasuki babak akhir, dimana tinggal 8 tim tersisa. Banyak cerita menarik yang bisa kita ambil dari gelaran empat tahunan ini. Salah satunya adalah kampanye LGBTQ yang dilakukan tim (calon) juara yang sakit-sakitan di dua edisi Piala Dunia. Pada pertandingan pembuka fase grup melawan Saudara Tua Jepang, seluruh anggota skuad melakukan aksi tutup mulut, sebagai bentuk perlawanan karena kampanye LGBTQ dilarang oleh Qatar sebagai host PD 2022. Qatar beranggapan bahwa LGBTQ bertentangan dengan agama sehingga keberadaannya tidak dapat diterima di Doha dan sekitarnya.

Kembali ke Jerman, menyandang empat bintang di dada sebagai empat kali juara di turnamen olahraga paling besar segalaksi (karena di Mars dan Jupiter tidak ada kehidupan), banyak asa yang disematkan ke tim Eropa bagian tengah ini. Harapan fans sepakbola untuk melihat sepak terjang Jerman lebih jauh di PD 2022 pupus ketika mereka tidak mampu mengungguli Jepang dan Spanyol. 

Dan pada edisi PD kali ini, Jerman malah dikenal bukan karena kemampuannya mengolah bola sepak, tetapi sebagai duta homoseksual, lesbian, dan sejenisnya. Banyak hujatan yang dilemparkan ke Jerman. Banyak yang beranggapan Jerman kualat, karena menjadi satu-satunya timnas yang secara terang-terangan melakukan gestur mendukung LGBTQ selama turnamen berlangsung.

Sebenarnya bukan cuma Jerman, tim-tim lain juga berencana mendukung LGBTQ. Mereka ingin menunjukkan dukungan kepada komunitas ini dengan menggunakan ban kapten pelangi bertuliskan One Love. Namun, FIFA juga secara tegas menolak untuk membawa agenda-agenda diluar sepakbola ke dalam stadion. Jika tim melanggar, akan ada sanksi serius yang merugikan. Itu yang membuat banyak tim mengurungkan niat tersebut.

Masifnya gerakan ini cukup mengkhawatirkan. Melihat ke belakang, salah satu referensi yang bisa digunakan ada di dalam Al Kitab dan Al Quran, dimana Tuhan murka dengan kelakuan masyarakat di kota Sodom dan Gomora. Modern ini, kata Sodom atau sodomi, merujuk KBBI dimaknai sebagai pencabulan dengan sesama jenis kelamin atau dengan binatang, sanggama antar manusia secara oral atau anal, biasanya antar pria.

Kalau kita cari di mesin pencarian google, dapat kita temukan dengan mudah, referensi para ahli sejarah atau arkeologi yang meyakini kebenaran peristiwa ini. Diperkirakan peristiwa ini terjadi di Yordania, tepatnya di Tall El Hammam, lembah selatan Yordania. Peristiwa biblikal itu digambarkan seperti bencana alam yang luar biasa. Pada PL Kejadian 19:24 dikatakan "Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora." Hal ini terjadi karena murka Tuhan atas masyarakat Sodom dan Gomora, dimana Tuhan banyak mendengar keluh kesah tentang kota ini. 

Dalam percakapannya dengan Abraham, Tuhan juga berjanji akan menyelamatkan kota ini, kalau ada sepuluh orang saja yang menyenangkan hati Tuhan. Dan pada hari pemusnahan, hanya empat orang yang diberi kesempatan untuk hidup, yaitu Lot dan istrinya, serta kedua anak perempuannya. Pada Kejadian 19:17 juga disebutkan dengan jelas lokasi tempat tersebut, yaitu Lembah Yordan, karena malaikat dengan jelas menyuruh Lot dan keluarganya untuk lari dan menyelamatkan nyawa mereka, "dan janganlah berhenti dimana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."

Dalam peristiwa Sodom Gomora memang tidak dinyatakan secara jelas mengenai hubungan sesama jenis yang membuat Tuhan murka. Namun, dalam Levictus (Imamat) 18:22, dalam firman-Nya kepada Musa, dengan jelas dikatakan " Do not have sexual relations with a man as one does with a woman; that is detestable." Yang jika di bahasa Indonesiakan menjadi "Jangan berhubungan seksual dengan laki-laki seperti yang dilakukan dengan perempuan; itu menjijikan." 

Jadi Tuhan sendiri sudah menyatakan bahwa Ia jijik dengan hubungan seperti itu. Dan sekarang, manusia mau mengulangi lagi peristiwa 2300 SM itu dengan dalih kesetaraan. Dan Jerman, yang melalui Ludwig Ingwer Nommensen pernah menginjili suku Batak Toba serta menjadi kampung halaman bagi Martin Luther, tokoh reformasi Kristen, menjadi lokomotif bagi negara-negara pendukung LGBTQ.

Miris memang. Sedari awal Tuhan hanya menciptakan Laki-laki dan Perempuan, Adam dan Hawa, untuk menjadi sepasang kekasih, bukan Adam dan Harry. Dan melihat tekanan yang datang, keliatannya Qatar pun tidak akan mampu berlama-lama mempertahankan konservatismenya. 

Pada satu titik, paling tidak mereka akan melembut dan menoleransi beberapa hal agar tidak diasingkan dari pergaulan global. Melalui salah satu pejabat pemerintahnya, mereka akhirnya mengizinkan kelompok LGBT untuk menyaksikan PD secara langsung. Buah simalakama memang bagi Qatar yang berencana menjadikan dirinya sebagai destinasi wisata, sedangkan sasaran wisatawannya melihat LGBT sebagai bentuk kemajuan berpikir manusia. 

Semoga tidak ada dari kita yang bermandikan hujan api dan belerang. Horas!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun