Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalau Anjing Memerintah, Hanya Gonggongan yang Terdengar Setiap Hari

11 April 2021   11:25 Diperbarui: 11 April 2021   14:50 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Pribadi dari thetimes.co.uk

Lalu Dewan Pengawas KPK pun buka suara soal akan diusutnya siapa pembocor informasi itu. Media (mainstream maupun sosial) jadi ramai memperbincangkannya.

Padahal kalau dilihat dari rentang waktu penggeledahannya sendiri sudah menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa terjadi jeda waktu (kesenjangan) yang begitu lama antara penggeledahan pertama (18 Maret 2021) dengan penggeledahan kedua (9 April 2021). Tiga minggu lebih!

Akal waras publik tentu saja bisa mereka-reka dengan mudah bahwa telah terjadi kesengajaan untuk memberi ruang waktu yang amat lega bagi para penjahat ekonomi-politik untuk menghilangkan jejak kriminalnya bukan?

Namun seperti biasa, ruang publik akhirnya diramaikan (dibikin ramai) dengan berbagai narasi yang memang sengaja pula disemprotkan hanya untuk bikin 'clutter' atau 'smoke-screen', semacam asap pengalih (bahkan penghalang) perhatian publik terhadap isu pokoknya.

Dari dua contoh di atas, isu pokoknya adalah: pertama, ada pemuka agama tertentu yang melakukan tindakan kriminal (melawan hukum), bukan soal kriminalisasi pemuka agama atau bahkan melakukan tekanan terhadap umat agama tertentu.

Kampanye pembelokan isu yang cenderung agitatif bahwa terjadi kriminalisasi pemuka agama serta tekanan terhadap umat agama tertentu adalah kebohongan yang sedang disemprotkan terus menerus oleh para anteknya. Firehose of falsehood.

Dan dari contoh kasus yang kedua, memang ada aparat atau institusi penegak hukum yang nyatanya 'masuk angin' (kongkalikong) dengan penjahat ekonomi-politik. Sehingga barang bukti bisa raib.

Maka publik pun tak usah dibingungkan dengan pernyataan-pernyataan pejabat institusi tersebut yang terus menerus menyanyikan lagu 'janji-surga' bahwa mereka bakal mengusut ini dan itu.

Tapi ujungnya toh bakalan fade-away (lenyap pelan-pelan) seiring berjalannya waktu. Buktikan saja bahwa dalam waktu singkat terungkap.

Lagi pula untuk soal pajak bukankah pembuktiannya obvious dari berkas di kantor pajak serta laporan investigatif-akuntansi, ditambah kesaksian terdakwa pejabat kantor pajak yang telah ditangkap?

Sudahlah, hentikan propaganda kebohongan publik yang hanya membodohi rakyat, yang juga sekaligus malah mempertontonkan kebodohannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun