Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arbi Sanit, Intelektual Pemberontak yang Memandang Cakrawala

25 Maret 2021   23:34 Diperbarui: 26 Maret 2021   01:25 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Prof. Arbi kerap berbicara pelan namun tajam, pandangannya menjadi semacam cakrawala yang menempatkan banyak fenomena politik pada proporsinya. Seperti gambar perspektif dalam seni rupa.

Lanjut Rendra,

"Jari-jari waktu menggamitku.

Aku menyimak kepada arus kali.

Lagu margasatwa agak mereda.

Indahnya ketenangan turun ke hatiku.

Lepas sudah himpitan-himpitan yang mengekangku."

Walau bagaimana pun dimensi waktu pulalah yang mesti memisahkan kita dari pertemuan di dunia yang fana ini. Semasa hidup mestilah kita mengalir seperti arus air di kali, terbentur batu lalu berbelok sebentar untuk kemudian maju lagi.

Hiruk pikuk kritik dan kadang sinisme jadi mereda jika kita fokus saja pada alur perjuangan hidup kita. Maka lagu margasatwa pun cuma sayup-sayup jadinya.

Sampai akhirnya, lepaslah sudah himpitan-himpitan yang mengekangmu.

Selamat jalan Prof. Arbi, intelektual pemberontak yang selalu memandang cakrawala, lanjutkanlah arus hidupmu di alam kekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun