Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Soal Impor Garam Pernah Bikin Jokowi Murka, Lalu Bagaimana?

20 Maret 2021   15:55 Diperbarui: 20 Maret 2021   16:02 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.liputan6.com/ diolah oleh penulis

Soal Impor Garam Pernah Bikin Jokowi Murka, Lalu Bagaimana?

Oleh: Andre Vincent Wenas

Berapa kebutuhan (konsumsi) garam nasional kita? Dan berapa produksi nasionalnya? Seperti biasa, data mendasar seperti ini ada beberapa versi.

Salah satu versi bilang kebutuhan (konsumsi)nya sekitar 4,4 juta ton (2021). Sementara produksi garam nasional sekitar 2,5 juta ton. Jadi masih defisit sekitar 1,9 juta ton. Jadi bagaimana? Ya impor! Lagi-lagi impor. Untuk jangka pendek ya apa boleh buat.

Yang jadi soal adalah solusi kita selalu untuk jangka pendek! Ya sependek akal dan visi pembuat kebijakan yang terus berkutat dengan ambisi jangka pendeknya.

Jokowi kabarnya pernah 'murka' lantaran jajarannya tidak mampu mengatasi penyakit impor garam yang sudah mendarah daging dari dulu. Kementerian KKP sempat ada prahara soal lobster yang menyeret Menteri Edhy Prabowo ke KPK. Dulu lebih sibuk korupsi lobster ketimbang mencari solusi swasembada garam.

Pokoknya, semua serba jangka pendek-lah. Apalagi kalau ada kesempatan dalam kesempitan untuk melakukan impor sebagai jalan keluar jangka pendek.  

Dari defisit 1,9 juta ton itu kabarnya pemerintah mau impor sebesar 3 juta ton! Lho kok bablas? Kebanyakannya kok sampai 1,1 juta ton. Buat 'iron-stock' jugakah?

Kita tidak tahu persis. Sama tidak tahunya tentang seberapa besar sebetulnya kebutuhan versus produksi real garam nasional. Jadi semua serba meraba-raba saja, lantaran data persis tidak ada. Kalau pun sementara ini ada pihak yang berani kasih data misalnya, maka kita tidak bisa percaya begitu saja. Maaf ya.

Sehingga angka rencana importasi 3 juta ton garam itu ya kita tidak bisa terlalu menyalahkannya, tapi juga tidak bisa membenarkannya begitu saja.

Mencari keseimbangan supply-demand untuk program importasi garam ini memang kerja yang butuh bola kristal dan ilmu gaib tingkat dewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun