Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Skandal Rusun DP 0 Rupiah: Bakal Menguak Tabir Busuk Lainnya?

14 April 2021   23:00 Diperbarui: 14 April 2021   23:08 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olah pribadi dari megapolitan.kompas.com

Skandal Rusun DP 0 Rupiah: Bakal Menguak Tabir Busuk Lainnya?

Oleh: Andre Vincent Wenas

Mozaik yang selama ini tidak lengkap mulai terpasanglah puzzle-nya satu-persatu.

Sekarang yang mulai dikutak-kutik adalah Badan Anggaran (Banggar) serta Ketua DPRD DKI Jakarta. Dalam soal apa? soal keterkaitannya dalam manipulasi (mark-up) pembelian lahan untuk proyek rumah DP 0 Rupiah.

Tentu saja semua yang ditanya oleh wartawan menghindar. Entah dari mana "info orang dalam" ini berhembus keluar. Namun, tak ada asap kalau tak ada api.

Orang mulai menduga-duga, mengira-ngira, ilmu gatuk dipakai untuk menyusun potongan-potongan puzzle yang selama ini berserakan, gambaran mozaiknya mulai kelihatan.

Pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa DPRD DKI Jakarta kok enggan menginterpelasi Anies? Padahal interpelasi itu "cuma" panggilan formal dari parlemen untuk bertanya kepada Gubernur tentang kebijakannya yang penting yang menyangkut negara (daerah yang dipimpinnya).

Ajakan PSI untuk menginterpelasi Anies sejak tahun lalu selalu dimentahkan oleh fraksi lain, mengapa? Padahal bukan hanya sekali inisiatif interpelasi itu diajukan oleh PSI. Owalahh... pantesan saja!

Memang demi menjawab pertanyaan dalam session interpelasi itu ya mesti dengan data rinci yang bisa dipertanggungjawabkan. Lalu, apakah session "buka-bukaan" seperti itu yang dikhawatirkan justru oleh sebagian besar anggota parlemen? Lho kok aneh?

Sementara Gubernur Aniesnya sendiri malah tenang-tenang saja, seolah seperti "diproteksi" oleh sebagian besar anggota parlemen (legislatif) yang semestinya mengawasi (mengritisi) jalannya pemerintahan oleh eksekutif.

Mengapa kok parlemen Jakarta sepertinya "lumpuh" di hadapan seorang Anies Baswedan? Ada apa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun