*Masyarakat Kambing Hanya Melahirkan Penguasa Serigala*
Oleh: *Andre Vincent Wenas*
"A nation of sheep will beget a government of wolves," begitu kata Edward Roscoe Murrow, seorang jurnalis kondang yang integritasnya diakui dunia. Ada korespondensi erat antara kualitas pemilih dengan mutu hasil yang dipilih.
Mungkin kata-kata Edward Murrow di atas agak terlalu keras bahkan kasar. Tapi apa boleh buat, memang begitulah fenomena politik dunia nyata. Pemimpin lahir dari masyarakatnya.
Sebentar lagi kita akan masuk dalam sesi Pilkada Serentak 2020. Bakal ada 270 pasangan (540 orang) calon kepala daerah dan wakilnya yang akan berjalan di atas panggung kontestasi Pilkada Serentak 2020. Tepatnya di 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.
Memang yang namanya pemilu itu adalah suatu kontestasi. Seperti kontes ratu sejagad. Pemilu bukanlah adu fisik untuk saling bunuh ala gladiator di arena pasir. Tapi ajang adu cantik atau adu keren, cantik rekam jejaknya dan keren program serta visi-misinya.
Rekam jejak artinya bukti integritas serta komitmennya selama ini. Lalu dipadukan dengan program dan caranya memandang masa depan (janji politiknya). Semuanya harus jelas dan tegas untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tidak mempraktekkan politik dinasti (nepotisme). Tidak kolusi dengan dagang sapi jual-beli suara dalam pemilu. Dan komitmennya jelas dalam soal transparansi anggaran.
Soal transparansi anggaran ini jadi amat sangat penting, lantaran di sinilah titik krusial untuk unjuk kinerja yang bersih. Bukan cuma omong doang, alias mengaburkan publik dengan berbagai kegiatan kehumasan seperti potong pita, pukul gong atau kasih sumbangan kesana-kemari. Karena itu cuma seperti kegiatan cuci uang haram (money laundering) belaka.
Sekedar mengingatkan pesan dari Abraham Lincoln ini: "You can fool all the people some of the time, and some of the people all the time, but you can not fool all the people all the time."
"Anda bisa membohongi semua rakyat sementara waktu, dan bisa selalu membohongi sebagian saja rakyat, tapi ingat Anda tak mungkin bisa membohongi semua rakyat sepanjang waktu!"