Entah mengapa beliau memparalelkan perbandingannya dengan seekor kera, kita juga tidak jelas. Mungkin para ahli psikoanalisa/ psikolog/ psikiater akan lebih kompeten untuk melakukan anamnesis dan diagnosis lebih mendalam.
Sekedar perkenalan dengan tokoh kita kali ini, berikut latar belakang singkat beliau (seperti dimuat di laman Detik.Com). Kita ringkas saja:
"Sri Mulyani merupakan politikus PDIP yang juga bakal calon Bupati Klaten di Pilkada 2020 nanti. Menurut catatan detikcom, orang nomor satu di PDIP Klaten ini sudah dikenal lama karena dia merupakan istri Bupati Klaten dua periode yakni Surnarna (2005-2015). Nama wakilnya waktu itu Sri Hartini.
Setelah Sunarna lengser, Sri Hartini yang wakil bupati itu maju dengan menggandeng istri Sunarna, Sri Mulyani, sebagai wakilnya. Jadilah duo Sri (Sri Hartini -- Sri Mulyani), mereka pun menang di Pilkada 2015, lalu dilantik Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada 17 Februari 2016.
Namun belum genap setahun, peristiwa menggemparkan terjadi di Klaten. KPK meng-OTT Bupati Sri Hartini (Desember2016) atas kasus jual beli jabatan, uang tunai miliaran pun disita. Sri Hartini masuk bui dan Sri Mulyani dilantik jadi Bupati 27 November 2017. Dalam masa kepemimpinan Sri Mulyani, kursi wakil bupati dibiarkan kosong tak terisi." Hmmm...
Begitulah kisah singkat perjalanan karir politiknya. Tak jauh dari politik dinasti dan perkoncoan. Memang kusam dan jauh dari cemerlang.
Kembali ke soal narsisnya si 'Ugly' ini. Selain memparalelkan perbedaan dirinya dengan seekor kera, ia juga menanggapi kegaduhan tagar #BupatiKlatenMemalukan ini dengan manyalahkan anak buah. Beda-beda tipislah dengan kebiasaan si 'The Bad' (Koboy Van Betawi).
"Karena bantuan dari Kemensos tidak sebanyak yang dari kami (Pemkab), sehingga petugas tidak cermat menempelkan itu (stiker bupati) pada bantuan yang berasal dari Kemensos yang semestinya tidak ditempeli," tegasnya dengan penuh kepedean.
Dilanjutkan dengan pernyataan pamungkasnya. Srinuk mengaku bingung dimana letak kesalahannya, "Kalo soal Ombudsman dan Bawaslu menilai ada pelanggaran, apa yang salah dan saya langgar dimana?"
Mengingatkan kita pada pernyataan serupa dari Si Mbak KPAI (pemegang paten teori sperma bisa berenang di kolam lalu menyelinap masuk sampai ke ovarium) yang barusan dipecat sebagai komisionernya. Sama-sama tidak tahu apa salahnya.
Kalau menurut Mayo Clinic, narsisme itu masuk dalam kategori personality disorder (gangguan kejiwaan).