Ada beda sifat antara pimpinan dan pemimpin (boss versus leader). Pimpinan adalah atasan, sedangkan pemimpin adalah yang mengatasi.
Pemimpin mengatasi persoalan dan tantangan bersama-sama timnya, menginspirasi dan mengorkestrasi segala potensi dan kekuatan yang tersedia untuk meraih tujuan.
Sifat atau kualitas keduanya bisa saja ada pada seseorang, tapi tidak selalu. Pimpinan atau atasan bisa saja cuma didrop, ditunjuk atau sekedar ditugaskan.
Setelah keputusan diambil, apa pun itu. Pada prakteknya tidak serta merta semua berjalan mulus sesuai skenario yang dipikirkan dan telah dirancang.
Ada seorang kawan yang mengaku mengimpor test-kit yang lagi sangat dibutuhkan dalam situasi krisis nasional seperti ini, malah dipersulit dan ditahan birokrasi, sampai perlu dua hari untuk mengurus sambil dipingpong justru oleh instansi yang bertanggung jawab untuk menanggulangi bencana virus Corona ini. Wallahualam.
Mentalitas birokrasinya juga mesti terus direvolusi. Jangan sampai ada oknum bajingan-bajingan murahan di birokrasi yang mau mengail di air keruh. Mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Kalau dalam situasi perang, pengkhianat-pengkhianat model begini bisa ditembak ditempat. Oknum seperti itu bukan virus lagi, tapi genderuwo sialan.
Ini bencana nasional, mesti ada sense of crisis. Kekompakan. Dukung Presiden dan sudah berani mengambil keputusan dan tidak diam membiarkan situasi mengambang tak menentu. Mesin birokrasi hendaknya bekerja cepat dan profesional. Problem-solver bukan trouble-maker.
Memutuskan atau 'to decide' berasal dari kata latin 'decidere' yang artinya  'to cut off' (jalan memintas, memotong), juga 'to settle a dispute', 'determine a controversy'. Memutuskan artinya memintas dari pilihan yang ada.
"Waiting hurts. Forgetting hurts. But not knowing which decision to take can sometimes be the most painful..." -- Jos N. Harris