Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tidak Lockdown! Keputusan Berani Seorang Pemimpin

23 Maret 2020   18:42 Diperbarui: 23 Maret 2020   19:20 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah pastilah sudah memperhitungkan segala sesuatunya. Suatu scenario-panning sudah dirancang dan sedang dijalankan. Dari sisi ekonomi dan politik (nasional maupun internasional), maupun dari sisi pertimbangan sosial-budaya. Semua sudah diperhitungkan matang-matang.

Memperhitungkan segala sesuatu dalam proses pengambilan keputusan artinya, penjabaran segala kemungkinan sudah dilakukan. Termasuk konsekuensi dari alternatif yang ada. Dan dalam konteks keterbatasan waktu, seorang pemimpin mesti memutuskan. Segera.

Harus ada keputusan, karena kalau tidak maka tidak ada aksi yang bisa diambil. Ketegasan itu perlu, dan sudah dilaksanakan. Tinggal seluruh aparat dan kita semua mendukung sekuat tenaga.

Kita tahu bahwa suatu keputusan tidak akan memuaskan semua pihak. Apalagi kalau pihak tertentu punya agenda tersembunyi di belakangnya. Apa pun itu.

Sekali lagi, Persatuan Indonesia kita sedang diuji, sekaligus dimurnikan dan dikuatkan lewat prahara ini.

Kita minta agar tidak ada lagi tokoh masyarakat yang masih nyinyir dan hanya menyalah-nyalahkan. Lempar tanggung jawab sambil menunggu kesalahan pemerintah untuk sekedar jadi bahan olok-olokan. Sangat kekanak-kanakan dan norak.

Pemda janganlah bikin kebijakan yang kontra-produktif. Yang malah bikin kerumunan padat dan beresiko penularan virus. Sokonglah dengan kebijakan yang bisa membuat masyarakat sedikit betah di rumah. Sediakan saja fasilitas sanitasi di berbagai lokasi yang dilalui banyak orang.

Segala keprihatinan rakyat pastilah diperhatikan. Kita tahu ada banyak kesulitan yang sedang dihadapi rakyat. Misalnya komunitas ojol yang lagi kerepotan bayar cicilan kredit motor. Di masa sulit ini tak ada orderan penumpang, malah dikejar-kejar debt-collector yang mau menyita motornya. Menyedihkan.

Kita juga melihat para penjaja warung yang melamun menanti para pekerja kantoran yang biasanya makan siang  di pinggiran Central Business District.

Kantor-kantor dan lembaga pendidikan sudah banyak (hampir semua) menutup kegiatannya sementara ini. Dampaknya langsung terasa kepada masyarakat di segmen bawah, yang mengandalkan keseharian mereka dari belanja harian para pekerja itu.

Paham sekali. Kita yakin pemerintah merasakan juga penderitaan rakyat  ini. Permasalahannya virus Corona tidak peduli dengan itu semua. Kita yang harus peduli, dan bangkit melawannya bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun