Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tidak Lockdown! Keputusan Berani Seorang Pemimpin

23 Maret 2020   18:42 Diperbarui: 23 Maret 2020   19:20 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Tidak Lockdown! Keputusan Berani Seorang Pemimpin*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Keputusan sudah diambil. Tidak ada lockdown!

Dalam suatu scenario-planning menghadapi bencana, seorang pemimpin harus mengambil keputusan berani. Kenapa mesti berani? Karena keputusan itu diambil dalam situasi kontroversial, dan pilihan-pilihannya tidaklah populer.

Tambahan lagi, untuk situasi kontemporer Indonesia, soal bencana pun rawan dipolitisir oleh para pecundang politik. Mereka ini hanya memperkeruh suasana. Lagi pula dikhawatirkan nanti ada yang memancing di air keruh, dari belakang rumahnya.

Kita berkeyakinan penuh bahwa pemerintah saat ini pasti mau menyelamatkan rakyatnya. Menyelamatkan bangsa dari serbuan virus yang tak punya paspor ini.

Keputusan sudah diambil. Tidak ada lockdown. Yang ada adalah masing-masing kita agar menjaga jarak aman di antara kita. Tidak keluar rumah untuk urusan yang tidak urgen. Dan jaga kebersihan diri.

Sementara pemerintah berupaya sekeras mungkin. Mendatangkan alat tes dan obat pemulihnya. Membangun rumah sakit khusus Covid19. Dan mengeluarkan kebijakan yang mungkin dan bisa meringankan beban kita semua.

Kita semua harus bertahan dengan segala daya upaya yang ada. Apa boleh buat. Berdoa agar prahara ini lekas berlalu. Bekerja dari rumah. Jaga jari kita untuk tidak meneruskan pesan menakutkan, yang hoaks dan cuma memperkeruh keadaan.

Kita sedang menghadapi musuh bersama. Persatuan Indonesia adalah kata kuncinya. Pertama-tama pesan ini ditujukan kepada para pemimpin atau pejabat, di partai politik, di instansi mana pun, di lembaga pendidikan, lembaga keagamaan dan lainnya.

Masyarakat yang paternalistik ini menantikan teladan para pemimpin dan pejabat yang berjiwa negarawan. Yang mendahulukan keselamatan bangsanya. Tokoh-tokoh yang terpanggil oleh jeritan ibu pertiwi. Tak pandang suku agama ras atau aliran apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun