Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Komitmen Partai Politik Membereskan Morat-maritnya Jakarta

30 Januari 2020   22:42 Diperbarui: 31 Januari 2020   10:39 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana rapat paripurna penetapan pimpinan DPRD DKI Jakarta, di lantai 3, Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).| Sumber: Kompas.COM/Ryana Aryadita Umasugi

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Berikut adalah komposisi anggota DPRD-DKI Jakarta periode 2014-2019 lalu. Ini adalah komposisi parlemen Jakarta yang mengesahkan anggaran ABPD DKI Jakarta untuk tahun 2019 kemarin. Anggaran 2019 ini dibahas di tahun 2018 lalu.

Komposisi inilah yang bersama eksekutif (gubernur) bertanggung jawab. Begini komposisinya DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019:

Jumlah kursi 106. Ada 10 partai. Urutan mulai dari yang terbanyak: PDIP 28 kursi, Gerindra 15, PKS 11, Demokrat 10, PPP 10, Hanura 10, Golkar 9, PKB 6, Nasdem 5, PAN 2.

Lalu di akhir 2019 ada pergantian komposisi parlemen dari hasil pileg di April 2019. Komposisi parlemen Jakarta yang baru ini dilantik akhir Agustus 2019. Jumlah kursi tetap 106, namun ada partai baru masuk, PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dan Partai Hanura kehilangan semua kursinya.

Berikut komposisi DPRD-DKI Jakarta yang baru untuk masa bakti 2019 -- 2024 : PDIP 25 kursi, Gerindra 19, PKS 16, Demokrat 10, PAN 9, PSI 8, Nasdem 7, Golkar 6, PKB 5, PPP 1.

Administrasi pemerintahan Gubernur Anies Baswedan mulai sejak tahun 2017 dan berakhir nanti tahun 2022. Jadi sejak tahun 2017 sampai September 2019 administrasi Gubernur Anies Baswedan "dikawal" (dan diawasi) oleh DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019.

Komposisi parlemen seperti inilah yang telah menyetujui dan mengesahkan APBD DKI Jakarta selama 2 tahun anggaran yang sudah lewat (tahun 2018 & 2019). Selama itu tak terdengar adanya kritik soal pos anggaran janggal.

Jadi dengan tahu komposisi parlemen di kedua periode itu kita bisa lebih memahami peta komitmen politik dari setiap fraksi dan partai politik yang kadernya duduk di parlemen Jakarta.

Baru pada pembahasan anggaran tahun 2020 prosesnya mulai diikuti oleh fraksi baru yaitu PSI. Sejak itu proses pembahasannya jadi alot dan heboh. 

Kenapa heboh? Karena fraksi muda ini sangat kritis membongkar banyak sekali pos anggaran janggal dengan besaran nilai yang ajubilah tidak masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun