Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Siapa yang Telah Mencuri Tenda Kita?

29 Januari 2020   01:30 Diperbarui: 29 Januari 2020   09:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu Citibank pernah menggandeng kerjasama dengan PT Pos Indonesia. Dengan aliansi strategis ini maka Citibank bakal punya akses usaha eceran perbankan lewat 4000an cabangnya di seluruh Indonesia. Sekarang sistem GoPay dari Gojek misalnya juga telah sangat memudahkan transaksi uang digital dimana saja dan kapan saja.

Tentang arus-orang, fenomena yang perlu direnungkan adalah, baik di tataran TKW/TKI maupun di level eksekutif-profesional (ekspatriat) kita rada kedodoran bersaing dengan Filipina dan India. Konon katanya lantaran kompetensi komunikasi (termasuk berdebat) dalam bahasa Inggris.

Film The Great Debaters yang dibintangi Denzel Washington bercerita tentang tim debat sebuah college kecil yang akhirnya menang kompetisi debat melawan team Universitas Harvard yang legendaris.

Yang menarik adalah, kita melihat bahwa kebiasaan berdebat, beradu argumentasi yang sehat adalah kebiasaan yang mencerdaskan. Orang di latih untuk sportif, waspada, berpikir logis-runtut, bisa mengambil jarak ontologis, dan terbiasa mempertanggungjawabkan pengetahuannya secara epistemik.

"How do you know that you know the stuff you think you know? Take away the option of answering, "I just do!" and what's left is epistemology." -- Thomas Cathcart & Daniel Klein.

Disiplin epistemik ini imperatif bagi para pengambil keputusan di organisasi pelat merah maupun partikelir.

Prestasi tutup tahun lalu dengan menurunnya defisit neraca perdagangan telah memberi sinyal positif. Sebagai warga pasar global, Indonesia memang tidak bisa steril dari interaksi perdagangan dunia yang semakin intens. Dinamika pergerakannya (arus barang-uang-informasi-orang) semakin tak mengenal batas (borderless).

Paling tidak realitas global yang pekat dengan jalinan interaksi, saling menyiasati, dan saling berkoordinasi dalam ekosistem kemajemukan global menuntut kesiagaan segenap komponen bangsa untuk sigap dan siap tempur.

Sigap dan siap siaga tak lain adalah berkaitan dengan kompetensi manusia (warga negara)nya yang mumpuni, dan sistem ekonomi, politik dan hukum yang kondusif. Artinya ekonomi yang efisien di dalam sistem politik demokratis yang bersih dan bebas rente, serta dilindungi kepastian hukum yang adil.

Di sini kita sangat menyadari bahwa program Omnibus --Law yang berupaya untuk membereskan sengkarut dalam sistem hukum, regulasi (undang-undang) yang banyak menjerat diri kita sendiri ini perlu disegerakan realisasinya. Implikasinya sangat luas dan pasti dampaknya signifikan pada tatanan ekonomi dan politik ke depan.

Konstelasi pasar global bisa amat sangat menuntut (demanding). Dan ini mensyaratkan kesiapan kita di segala sektor. Utamanya aspek manusia dan habitat sosialnya (sistem politik, ekonomi dan hukum).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun