Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Steve Jobs: Gay Hingga Dalai Lama Pun Pernah Diusir

12 Oktober 2011   02:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:03 2252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Steve Jobs: Gay Hingga Dalai Lama Pun Pernah Diusir

Saat ini hampir semua media-media internasional menuliskan mengenai Steve Jobs, semenjak dia meninggal beberapa hari lalu hingga saat ini, media seakan tiada henti menuliskan mengenai teknologi-teknologi yang diciptakannya sampai dengan bagaimana seorang Steve Jobs dianggap mengubah dunia khususnya mengenai kehidupan mereka yang mempunyai mobilitas tinggi. Setidaknya, semua menuliskan bahwa seorang Steve Jobs benar-benar dianggap sebagai Icon teknologi masa kini, bahkan nyaris tidak ada kata negatif mengenai Steve Jobs.

Penulis mencoba memberikan beberapa sekelumit gambaran mengenai sisi lain Jobs yang justru bertolak belakang dengan para analis-analis dan juga para pengamat teknologi tersebut. Kita akan melihat sosok seorang pekerja maniak dan juga gambaran kecil bagaimana sisi lain dari bos besar Apple Inc sesungguhnya. Kita sebagai manusia bukanlah seorang yang sempurna, sisi lain Jobs adalah seorang pekerja teknologi yang mumpuni dan nyaris melewati hampir 24 jam sehari hanya untuk dunia teknologi, namun disisi lainnya, Steve Jobs juga manusia biasa.

Tentu kita semua tidak akan memungkiri, bahwa kejeniusan dan luar biasanya Jobs inilah yang membawa nama Apple Inc bangkit kembali dari keterpurukan bahkan nyaris kehilangan tumpuan tersebut. Namun dibalik cerita-cerita kehebatan sang Maestro Apple ini, kehidupan pribadinya dan juga keluarganya nyaris tidak pernah diungkap sebagaimana halnya para selebritas teknologi lainnya. Menyangkut mengenai kehidupan pribadinya, pernah termuat dalam media di Amerika Serikat, bahwa Steve Jobs pernah menyangkal di pengadilan mengenai putri pertamanya. Dia menyangkal bahwa anak tersebut adalah anaknya, dengan mengungkapkan berbagai alasan. Selama dua tahun dia berjuang di pengadilan hanya untuk menolak anak kandungnya.

Bahkan alasan yang sangat mengerikan dikatakannya bahwa dia "steril" dan tidak subur dan juga mengatakan dia tidak memiliki kapasitas untuk membuat keturunan. Hingga kemudian setelah perjuangan menolak buah hati tersebut berlangsung alot dan lama, pengadilan tetap memutuskan untuk mengakui bahwa Lisa adalah putri dari Steve Jobs, yang kini meneruskan pendidikan di Harvard menjadi seorang penulis. Steve juga akhirnya mempunyai 4 orang keturunan dan 1 orang istri.

Sosok pribadi yang kasar dan juga egois tercermin dalam sikap kesehariannya. Perlakuan kasar kepada bawahan dan juga para staff dan karyawannya juga menjadi ciri seorang Jobs yang gila kerja itu. Pernah dimuat di media bagaimana sikap kasar seorang Jobs ketika walau kemudian berita tersebut hilang begitu saja. Bahkan di Apple Inc sendiri dia dijuluki Steve Bad. Cacian, makian, hinaan serta kata-kata merendahkan begitu mudah keluar dari mulut Steve Bad. Walau apabila dia senang atas prestasi kerja seseorang kata-kata pujian selangit juga keluar dengan mudah dari dirinya.

Idelisme terhadap tujuan kerja pada dunianya, membuat begitu ketatnya segala hal yang berlaku di Apple Inc. Lihatlah, dalam App.Store nya, Apple, mengusir semua aplikasi yang dianggap sang CEO tersebut tidak pantas dan layak. Jelas dia tidak pernah menyukai aplikasi yang berbau seksual termasuk homo seksual, kemudian politik dan beberapa aplikasi lainnya. Kita juga dapat melihat, para gay dan sejenisnya diusir dari toko virtual Apple, begitupun dengan Dalai Lama. Seorang tokoh spritual dari Tibet, juga diusir mentah-mentah dari Apple Store. Tidak ada kompromi tehadap sang CEO ini. Apapun dan siapapun, apabila dianggapnya akan merusak dan mengganggu citra inovasinya, akan dibuang jauh-jauh dari pandangannya.

Lihatlah, pabrik Apple di Cina, berulang kali dimuat oleh media internasional mengenai kondisi dan keadaan para karyawannya, yang nyaris lebih parah kondisinya dari para lokasi penampungan TKI di tanah air, bekerja 24 jam sehari 7 hari seminggu, namun tidak ada satupun lembaga internasional atau juga institusi di Cina, bergerak melakukan menyelidikan. Seakan berita tersebut hanya omong kosong. Termasuk juga perusahaan yang mempekerjakan anak-anak dibawah umur, yang nyaris tidak ada tindakan apapun dari lembaga terkait.

Apple Inc, juga dikenal dengan divisi loyalisnya yang sangat ditakuti. Divisi ini dinamakan Apple's Worldwide Loyalty Team. Dimana tugas mereka akan mencari kelemahan pada perangkat-perangkat buatan Apple, namun tugasnya justru jauh lebih luas, dimana tim ini juga akan mencari para pelaku pembajakan terhadap produknya, termasuk mereka yang mempublikasikan kelemahan dan kekurangan perangkat-perangkat milik Apple, baik itu ipad, iphone dan lainnya. Pernah terjadi, dimana seorang editor media online, ditangkap oleh tim ini, bagaikan menangkap seorang "teroris" karena hanya karena mempublikasikan video prototype iphone.

Jobs juga pernah ditunding sebagai sosok yang pelit. Bagaimana tidak, seorang milyader dan juga terkenal seperti dirinya, adalah suatu yang wajar jika melakukan donasi atau juga sumbangan dengan diliput dan diketahui oleh media. Bahkan banyak orang yang mencoba mencari dengan bukti rekening, tidak ada satupun nama Steve Jobs atau juga Apple Inc, menyumbang untuk lembaga-lembaga kemanusian dan sosial. Sangat kontras dan berbeda dengan Facebook - Mark Zuckerberg, atau Bill Gates- Microsoft atau juga puluhan dan ratusan sosok orang-orang milyuder lainnya. Namun apakah Steve menyumbang dengan nama anonim, ini yang menjadi suatu tanda tanya.

Namun setidaknya dibalik semua itu, sosok Steve Jobs, walau menggunakan sensor ketat dari tim Apple, tetap merupakan seorang yang dapat mengubah dunia teknologi saat. Semua orang mengakuinya, termasuk mereka-mereka yang mempunyai kharismatik dan pendukung. Artinya bukan saja mereka yang bersimpatik dengan Apple, namun hampir semua mereka yang terlibat didunia serta industri teknologi tinggi ini, mempunyai pendapat yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun