Mohon tunggu...
Andre Satria
Andre Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Bidang Sosial - Penggemar Sepakbola Arsenal FC - Garuda di Dadaku

Orang biasa yang berfokus untuk mengimplementasi bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Covid-19, Saatnya Melirik Instrumen Investasi Hijau?

7 Agustus 2020   11:43 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:52 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo meresmikan PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan pada tanggal 2 Juli 2018 (ekonomi.kompas.com)

Dalam ulasannya, ia mengungkapkan bahwa di kalangan penggiat lingkungan hidup sejak pandemi Covid-19 semakin tajam untuk mengekplorasi pertanyaan-pertanyaan penting yang harus di jawab, salah satunya adalah akankah umat manusia akan terus menghadapi pandemi akibat zoonosis atau penyakit mematikan yang ditularkan oleh hewan seperti yang terjadi pada Covid-19, SARS, MERS, dan Ebola akibat lahan-lahan bumi dirambah manusia. Tentu pertanyaan ini perlu dilakukan penelitan lebih lanjut untuk membuktikan hubungan langsung antar keduanya.

Selama penelitian itu belum terlaksana, sebuah penelitian yang dirilis oleh Nature Communication pada 29 Oktober 2019 dengan judul New Elevation Data Triple Estimates of Global Vulnerability to Sea-Level Risa and Coastal Flooding sudah menggambarkan ada ancaman lain yang lebih besar daripada Covid-19 menanti umat manusia. 

Penelitan ini berfokus untuk memprediksi kenaikan air laut dengan metode mengukur topografi garis pantai di seluruh dunia. Hasilnya, permukaan air di seluruh dunia diprediksi akan naik hingga 2 (dua) meter atau lebih pada tahun 2050. DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia merupakan 1 dari 5 kota yang terancam akan tenggelam.

Relasi alam dan manusia dengan kegiatan ekonomi seharusnya tidak perlu seperti kutub magnet yang tidak bisa bersatu sebab sebetulnya ada jalan tengah untuk keduanya dengan kita sebagai pelaku dan cara untuk melakukannya sangat mudah. Jalan tengah ini berupa kita berinvestasi pada instrumen investasi berbasiskan hijau (green).

Bagi yang belum familier, instrumen investasi berbasiskan hijau adalah sarana investasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau negara dengan imbal hasil tertentu dan bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dapat dihimpun dengan tidak hanya menghasilkan dampak ekonomi, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan hidup.

Pemerintah sudah cukup serius menanggapi isu lingkungan hidup dengan salah satunya terus mendorong instrumen investasi berbasiskan hijau, khususnya di obligasi dan saham, melalui penerbitan peraturan-peraturan yang mendukung. 

Pada obligasi, pemerintah salah satunya melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond). 

Secara singkat peraturan ini menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan perusahaan, tata cara pelaporan, dan pengaturan penggunaan dana yang peruntukannya khusus untuk pengembangan yang mendukung kelestarian lingkungan hidup yang pada akhirnya juga membuka lapangan kerja.

Sedangkan pada saham, pemerintah melalui OJK menerbitkan Peraturan OJK No. 051/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan yang tujuannya mengajak Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik untuk menyelaraskan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dengan menyediakan berbagai indikator yang harus diikuti dan target waktu penerapannya. 

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan panduan yang lebih memudahkan masyarakat dalam membeli saham pada perusahaan yang berkinerja keuangan yang baik disertai dengan operasional yang ramah lingkungan dan masyarakat.

Bagi masyarakat yang lebih awam tentang pembelian saham namun tetap hendak berinvestasi pada perusahaan ramah lingkungan, pemerintah bahkan sejak tahun 2009 sudah menyediakan indeks bernama Indeks Saham Sustainable dan Resonsible Investment (SRI)-KEHATI atau sering disebut Indeks SRI-KEHATI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun