Mohon tunggu...
Andre Satria
Andre Satria Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Bidang Sosial - Penggemar Sepakbola Arsenal FC - Garuda di Dadaku

Orang biasa yang berfokus untuk mengimplementasi bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Langkah Stan Kroenke Sang Owner Selamatkan Arsenal dari Krisis dan (Akan) Kembalikan ke Jalur Juara

16 Juli 2020   11:40 Diperbarui: 17 Juli 2020   10:40 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menerapkan visinya, Stan Kroenke melakukan perombakan di Manajemen Arsenal. Putranya, Josh Kroenke, secara aktif hari demi hari mulai terlihat sebagai perwakilan keluarganya untuk menangani berbagai isu yang melibatkan klub dan keluarga Kroenke.

Ivan Gazidis yang merupakan CEO Arsenal dalam tahunnya ke 10 pada akhirnya tanggal 19 September 2018 mengumumkan kepindahannya ke AC Milan Italia dengan jabatan yang sama. Tanggung jawab Ivan Gazidis selanjutnya dipercayakan kepada Raul Sanllehi dan Vinai Venkatesham. 

Untuk mengurus operasional yang terkait bola diberikan kepada Raul Sanllehi yang sebetulnya baru bergabung ke Arsenal bulan Februari 2018 dari Barcelona. Sedangkan perihal komersial diberikan kepada Vinai Venkatesham yang sudah berpengalaman menangani hal serupa di Arsenal sejak tahun 2010. Setahun kemudian, untuk memperkuat Manajemen dari segi pengetahuan teknis sepakbola, Edu di rekrut sebagai technical director. Edu sudah dikenal oleh publik sebagai salah satu pemain Arsenal yang membawa juara pada tahun 2003/04 tak terkalahkan.

Dengan ditangani oleh 3 orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dan ahli dibidangnya masing-masing, diharapkan segala rumusan atas keputusan atas klub bisa lebih inovatif dan perspektif secara menyeluruh. Keputusan akhir tetap ada pada Josh Kroenke. Kedepannya cara seperti ini tampak akan terus dipertahankan oleh Kroenke.

Dari sisi pengelolaan finansial, Manajemen baru dituntut untuk dapat mengelola keuangan dengan kreatif agar tetap dapat mendukung performa di lapangan bola. Sebagai contoh pada bursa transfer musim panas atau sebelum memasuki kompetisi 2019/20. Arsenal dianggap salah satu klub yang berhasil menciptakan kejutan besar. 

Walau di awal diestimasikan hanya mempunyai anggaran kecil dengan maksimal 45 juta, Arsenal berhasil melakukan beberapa pembelian sensasional. Nicolas Pepe (Lille), Dani Ceballos (Real Madrid), David Luiz (Chelsea), Gabriel Martinelli (Ituano FC), William Salliba (Saint-Etienne), sampai Kieran Tierney (Celtic) berhasil di gaet. Padahal untuk Nicolas Pepe sendiri harganya mencapai 72 juta.

Raul Sanllehi yang kali ini memimpin Arsenal dalam bursa transfer dipuji oleh berbagai pihak karena taktiknya yang berhasil. Kuncinya ternyata ada pada cara pembayaran transfer yang dikenal dengan installment plan (cicilan) atau orang Inggris mengenalnya dengan sebutan hire purchase (biaya perekrutan). Esensi dari pendekatan ini seperti halnya kredit, memberikan uang muka setelah adanya kontrak yang mengharuskan dilakukannya pembayaran tambahan selama waktu yang ditentukan.

Sebagai contoh kasus transfer Nicolas Pepe (Pepe). Sanllehi memasukkan skema cicilan pembayaran lima musim untuk meringankan beban keuangan. Jadi, walau Pepe dibanderol 72 juta, di awal Arsenal hanya perlu membayarkan cicilan 20 juta kepada pihak Lille. Kasus serupa terjadi dalam transfer William Saliba dan Gabriel Martinelli.

Majalah Forbes memperhitungkan dengan skema pembayaran lima tahun, Arsenal setiap tahunnya cukup merogoh kocek 4 juta untuk Saliba dari harga total 27 juta serta 1,1 juta untuk Martinelli dari harga total 5,5 juta.

Selama pandemi Covid-19, Stan Kroenke juga menyelamatkan keuangan Arsenal. Tidak hanya meminta pemain untuk rela gajinya dipotong sebesar 12,5%, Kroenke juga melakukan restrukturisasi pada pengeluaran yang signifikan antara lain memberikan pinjaman melalui perusahaan Kroenke Sports dan Entertainment (KSE) untuk membeli kembali obligasi yang pernah dikeluarkan Arsenal dalam rangka pembangunan stadium. 

Total pinjaman yang diberikan mencapai 144 juta atau Rp. 2,6 triliun untuk membeli sisa obligasi yang saat ini dipegang oleh beberapa institusi keuangan. Diharapkan dengan pinjaman ini dapat menurunkan kewajiban pembayaran utang tetap dengan bunga yang lebih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun