Banyak tulisan baik berupa buku dan artikel yang menjelasikan keterkaitan agama dan sains. Namun tidak sedikit pula tulisan-tulisan yang mengkontradiksikan antar keduanya. Keterkaitan antara Agama dan sains bukanlah dua hal yang bisa perbandingkan. Agama merupakan petunjuk dengan menceritakan kisah-kisah terdahulu sebagai ikhtibar bagi  kita untuk menjalankan kehidupan. Sedangkan sains dan teknologi merupakan "tunggangan" bagi kita untuk menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Salah jika kita membandingkan Agama dan Sains, karena merupakan dua hal yang berbeda.
Agama merupakan suatu hal yang pakem dan mutlak yang berasal dari langit. Kita tidak melihat agama hanya sebagai kontrol sosial, namun juga merupakan dasar dalam menjalani kehidupan. Disisi lain sains merupakan suatu hasil pemikiran manusia yang memungkinkan terjadinya kesalahan dalam menafsirkan fenomena-fenomena alam.
Dalam menggali Agama, kita dapat menggunakan sains, untuk memperdalam pemahaman mengenai nilai-nilai yang tersirat dalam Agama. Â Dalam perjalanannya sains dikembangkan lebih ditujukan untuk keperluan materialistis, hal ini mengakibatkan menjauhnya sains dari agama. Banyak perkembangan-perkembangan sains yang bertentangan dengan Agama. Sedangkan agama statis kurang digali dengan kemampuan pemikiran yang telah didukung dengan penemuan-penemuan sains.Â
Tidak mudah untuk mengembalikan Sains ke jalurnya yang berlandaskan atas nilai-nilai Agama, karena perkembangan Sains dan Teknologi banyak didominasi oleh bangsa-bangsa yang jauh dari Agama. Sedangkan Agama terlalu statis berfokus pada nilai-nilai yang tercantum dan yang disampaikan secara eksplisit. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berusahauntuk mengembalikan nilai-nilai sains yang berlandaskan agama melalui konsep Paradigma Transintegrasi Ilmu, agar perkembangan Sains tidak menyalahi Agama, dan Agama dapat digali lagi dengan perkembangan Sains.