Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah USS Tang, Kapal Selam Amerika yang Tertembak Torpedonya Sendiri

16 Mei 2021   22:00 Diperbarui: 16 Mei 2021   22:07 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sketsa kerusakan setiap bagian dalam USS Tang
Sketsa kerusakan setiap bagian dalam USS Tang

Posisi USS Tang setelah tertembak Torpedo - amusingplanet.com
Posisi USS Tang setelah tertembak Torpedo - amusingplanet.com

Dua puluh orang yang berada di Crew quarters segera bergabung di Forward Torpedo Room. Kini mereka berjejalan empat puluh lima orang. Kebakaran di Officers quarter makin memperburuk situasi. Karbondioksida perlahan mengambil alih. Dari Forward Torpedo Room, keempat puluh lima crew bersiap untuk meloloskan diri dari escape trunk yang berada tepat diatas mereka. Namun harus bergiliran. Dan proses itu akan sangat tidak menyenangkan. Crew harus naik ke escape trunk dan membuka hatch. Air akan masuk dan menyamakan tekanannya dengan yang diluar. Menyelam sedalam 55 meter tanpa peralatan menyelam yang benar akan membuat kepala dan gendang telinga serasa diinjak kaki gajah. Kesakitan akan membuat sulit berpikir, dan gelapnya laut akan mematahkan semangat. Hanya tiga belas pelaut yang memberanikan diri naik dan menjajal peruntungannya. Delapan diantaranya berhasil mencapai permukaan laut. Selanjutnya mereka harus bertahan dari serangan dinginnya air laut dan mencoba mengapung hingga delapan jam, sebelum ditemukan oleh patroli Jepang. Hanya lima orang yang berhasil dinaikkan ke kapal jepang, juga dengan empat orang perwira yang sebelumnya meloloskan diri dari anjungan. Total Sembilan orang berhasil selamat. Tujuh puluh delapan orang tewas dan hilang. Sembilan yang selamat harus mengalami masa-masa buruk menjadi tahanan perang Jepang hingga perang berakhir di Agustus 1945. Sembilan crew Tang yang selamat akhirnya kembali ke Pearl Harbor.

Andai Commander Richard O'Kane langsung pergi meninggalkan barisan Kapal yang sudah diluluhlantakkan oleh Tang tanggal 25 Oktober 1944 dini hari itu, mungkin kisah ini akan berakhir berbeda. Supremasi Tang di bawah laut menenggelamkan tiga puluh tiga Kapal Jepang dengan berat total 110,000 Ton serta puluhan ribu nyawa tantara Jepang, harus dibayar mahal. Mengapa bisa terjadi malfungsi pada Torpedo yang terakhir? Hanya Tuhan yang bisa menjawab. Yang pasti itulah perjalanan kehidupan para crew Kapal Selam.  "There's no margin of errors in a Submarine." Namun para Submariner tetaplah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Ketika harus berhadapan dengan kematian, mungkin mereka akan berujar, "aku sudah melaksanakan tugasku"

USS Tang dan KRI Nanggala beroperasi dalam periode waktu yang berbeda. Tang di era 1940-an saat Perang Pasifik, sementara Nanggala 402 beroperasi sejak 1980-an. Namun keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu melayani tugas negara dengan menjaga keamanan di laut. Keduanya pernah dioperasikan oleh pelaut-pelaut hebat. Dan kini keduanya telah menunaikan tugas dan On Eternal Patrol. Kiranya seluruh umat manusia semakin memahami, akan pengorbanan para pelaut yang telah mendahului kita, demi menjaga pertahanan dan keamanan negara yang kita cintai. 

On Eternal Patrol - usschivo.org
On Eternal Patrol - usschivo.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun