Ketika sudah memasuki Oktober, banyak Film Hollywood yang menayangkan tema Halloween. Toko mainan anak, peralatan pesta, bahkan atrium di beberapa Mall di Jakarta juga berhias nuansa Halloween, yaitu dengan Labu berwarna orange yang dikosongkan isinya dan diukir wajah seram ataupun lucu.Â
Selain itu ada hantu-hantu seperti Skeleton, Mummy, Dracula, Zombie dan lain-lain yang menjadi ornamen dan menambah marak Pesta. Halloween tidak populer di Indonesia. Bagi kita, Halloween tidak lebih dari sebuah pesta kostum di Amerika dan Eropa.Â
Namun seperti layaknya Christmas, Valentine dan Thanksgiving, Halloween juga merupakan salah satu perayaan yang meriah di Amerika dan Eropa.Â
Tentu saja awalnya kita bisa melihat itu di  film-film, Novel, Komik dan kini di era digital ini, seiring informasi makin mudah diakses, berita makin cepat didapat, perayaan-perayaan seperti Halloween juga menghiasi sosial media dan Youtube.Â
Selalu menarik untuk mencari tahu akan sesuatu yang asing atau yang kita tidak tahu, namun selalu muncul -setahun sekali- dan bahkan kini makin marak.Â
Periode dua hari itu disebut sebagai Samhain (/ swn, san /) dan dirayakan dalam sebuah Festival sebagai "hari pertama musim dingin". Â Periode itu dipandang sebagai waktu ketika batas antara dunia ini dan Dunia Lain menipis. Ini berarti 'roh' atau 'peri', bisa lebih mudah datang ke dunia ini.Â
Jiwa orang mati juga dikatakan mengunjungi kembali rumah mereka untuk mencari keramahtamahan. Tempat disiapkan di meja makan dan di dekat api untuk menyambut mereka.Â
Pada perayaan itu di Eropa pada abad pertengahan, api dinyalakan untuk memandu jiwa yang kembali ke rumah keluarga mereka, serta untuk menangkis setan dari menghantui orang-orang yang tulus.Â
Para keluarga di Austria, Inggris, dan Irlandia sering kali menyalakan lilin di setiap ruangan untuk membimbing jiwa agar kembali mengunjungi rumah duniawi mereka. Ini dikenal sebagai "Soul Lights". Â
Di Perancis, banyak yang percaya bahwa setahun sekali, di malam 31 Oktober, orang mati naik untuk menghadiri sebuah perayaan yang dikenal sebagai "Danse macabre".