Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Legenda Formula 1: Ayrton Senna (1960-1994), dari Sao Paulo hingga Tamburello

29 April 2020   01:54 Diperbarui: 1 Mei 2020   22:14 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Data telemetri black box yang diselamatkan dari mobil Senna nantinya; menunjukkan bahwa Senna memasuki sudut tikungan pada kecepatan 309 kph dan kemudian melakukan hard-braking, downshifting dua kali untuk memperlambat mobil sebelum menabrak dinding pada kecepatan 211 kph. Merobek roda depan kanan dan front nose sebelum berputar dan berhenti.

Williams FW16 itu berhenti berputar. Asap debu sesaat menghilang. Dunia menahan nafas, menyaksikan tabrakan yang luar biasa itu. Senna nampak terkulai, tidak bergerak di cockpit. 

Setelah sekitar sepuluh detik, yang Nampak dari close-up aerial footage; kepala Senna terlihat terangkat ke kiri sebelum kembali ke posisi semula. Setelah itu tidak ada pergerakan lagi.


Tabrakan membuat Roda depan kanan melonjak dan memasuki kokpit, menghantam area frontal bagian kanan helmnya. Hantaman keras roda mendorong kepala Senna kembali ke headrest, menyebabkan patah tulang tengkorak yang fatal. 

Ada potongan suspensi roda depan yang menembus sebagian helm Bell M3 yang dipakai Senna dan menyebabkan trauma di kepalanya. 

Selain itu, tampak sebuah potongan bergerigi telah menembus pelindung helm tepat di atas mata kanannya. Senna menggunakan helm Bell M3 berukuran sedang (58 cm) dengan visor Bell yang baru.

Sid Watkins, sebagai kepala on-track Medical Team Formula Satu, melakukan Tracheotomy darurat untuk membuat saluran pernafasan artifisial pada Senna. Selanjutnya Senna segera diterbangkan ke Maggoire Hospital dan mendapatkan perawatan intensif.

Watkins kemudian melaporkan: "He looked serene. I raised his eyelids and it was clear from his pupils that he had a massive brain injury. We lifted him from the cockpit and laid him on the ground. As we did, he sighed and, although I am not religious, I felt his spirit depart at that moment."

Ayrton Senna dinyatakan meninggal pada pukul 18.40 waktu setempat.

Beberapa fakta dan spekulasi menyangkut kejadian di tikungan Tamburello pada 1 Mei 1994 itu;

  • Dalam menindaklanjuti permintaan Senna untuk Cockpit yang lebih lapang, Patrick Head (Team Principle) dan Adrian Newey (Chief Designer) merealisasikan modifikasi Steering Column dengan mengganti sumbu poros dengan mengelasnya dengan yang berdiameter lebih kecil. Pasca tabrakan, ditemukan keretakan akibat tidak tahan tekanan pada bagian yang dilas.
  • Patrick Head berpendapat bahwa kejadian disebabkan adanya human error. Michael Schumacher menuturkan bahwa mobil Senna nampak "ragu" saat memasuki tikungan Tamburello sejak Lap-6
  • Adrian Newey menuturkan adanya Tyre puncture karena terkena serpihan dari tabrakan yang terjadi sebelumnya.

Kepergian Senna dianggap sebagai Tragedi Nasional oleh rakyat Brazil. Pemerintah Brazil menyatakan tiga hari untuk berkabung. Pemakaman Ayrton Senna dilaksanakan pada 5 Mei 1994, dengan tiga juta orang berbaris di sepanjang jalan di Sao Paulo, kota kelahiran Senna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun