Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Trip

Roadtrip ke Jawa Tengah naik LSUV

21 Maret 2019   16:47 Diperbarui: 23 Februari 2020   10:50 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan Desember lalu kami berwisata sekeluarga ke Jawa Tengah dengan menggunakan Toyota Rush type TRD Sportivo, Transmisi otomatis, 1.5 liter engine vvt-I, standard pabrikan. Ban menggunakan Michelin, type Primacy 3 ST, ukuran 225/60R17. Bensin pakai Pertamax dari Pertamina.

Total penumpang dua orang dewasa (saya dan istri) serta dua orang anak kami yang berumur tujuh dan dua tahun. Yang bungsu duduk di car seat merk Joli.

Rencana berangkat subuh jadi molor hingga pk 05.30. Alhasil kena macet dari pertemuan Tol JORR dan Tol JKT Cikampek di Cikunir, hingga KM 40. Selepas dari sana, lancar jaya. Kecepatan rata-rata di highway adalah 120 km per jam. Character Rush entry MPV dengan sedikit nuansa SUV. Ground clearance tinggi namun Mobil tidak terasa melayang, handling enak, mesin tidak gerung dan Ban tidak noisy. 

Dokpri
Dokpri

Kami sengaja memilih sebagian besar wisata gunung. Di Semarang kami berwisata ke Desa Limbangan yang terletak di sebelah barat daya Gunung Ungaran. Dataran agak tinggi, dan daerahnya cukup kaya akan perkebunan. Pemandangan indah serta terrain berbatu, cukup menantang. Kecepatan rendah saja, putaran mesin di angka 1500 s/d 2000 rpm. Injak throttle dengan  lembut, namun konstan. Jadi bisa meminimalisasi guncangan, menjaga Kaki-kaki kendaraan bekerja optimal dan mencegah accidental/ puncture yang berpotensi terjadi pada Ban

Di Semarang kami juga menaiki Gunung Ungaran ke Umbul Sidomukti yang punya tempat ngopi enak banget. Dari Jalan raya Ungaran kami memasuki pemukiman kecil dengan jalan yang tidak lebar, namun sudah concrete semua. Rata-rata kemiringan 20-25 derajat. Perjalanan ke Umbul juga menyuguhkan pemandangan indah Gunung Ungaran. Hingga elevasi 2500 feet kami sampai ke Umbul Sidomukti. 

Selain Pondok Ngopi disana juga menyuguhkan beberapa spot menarik untuk keluarga. Anak-anak bisa memberi makan kelinci dan ada tempat outbound. Pemandangan dari Pondok Ngopi benar-benar membuat segar mata dan pikiran. Dari sana kami bisa melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. So awesome! Kopinya pun juga dibuat dengan serius. Saya minum kopi yang digiling dari biji kopi yang tumbuh di daerah Umbul, Gunung Ungaran tersebut. Dibuatnya dengan gaya Vietnam drip. Istri dan para putra kami pesan ice chocolate, roti bakar coklat keju dan pisang goreng. Yummy.

Dokpri
Dokpri
Setelah  beberapa hari di Semarang, kami bertolak ke Salatiga.  Kembali melewati bagian Tol Trans Jawa yang baru membuat perbedaan waktu tempuh yang significant. Kondisi masih agak sepi kendaraan, dan kembali kami disuguhkan Pemandangan indah di Tol Semarang hingga Solo. Berbekal Google Maps kami mengarah ke Gunung Merbabu. Perjalanan dari exit Tol Salatiga menuju kaki Merbabu hanya makan waktu sejam. 

Ketika masuk kawasan pedesaan Merbabu sekilas mirip pedesaan di Ubud, Bali. Sesampainya di kaki Merbabu, kami coba untuk mencapai check point para hikers. Jalanan perpaduan concrete dengan gravel. Elevasi tidak ekstrim dan santai. Mobil tidak kerja berat. Pemandangan sudah pasti indah tenan dan hawa adem. Belum sampai di check point kami terhambat oleh pembangunan rumah di desa disana. Sehingga kami kembali berputar dan turun kemudian berhenti di kawasan Tree Houses. Pohon-pohon tinggi yang dibuatkan rumah pohon, disana kita bisa duduk dan pesan makanan minuman. Juga disediakan fasilitas outbound.

Di Solo, kami main ke daerah Tawangmangu. Lagi-lagi daerah pegunungan. Dalam perjalanan dari kota banyak tempat wisata menarik disana. Kami sempat main-main di air terjun sebelum mencapai Tawangmangu. Tawangmangu mirip sekali dengan Puncak, Ciawi. Namun disana masih cenderung sepi. Itu justru yang membuat makin betah. Ada beberapa tempat untuk nongkrong makan dan minum yang punya pemandangan keren. Kami makan nasi goreng, roti dan kopi. 

Ketika menuju puncak, saya sempat salah ambil jalan. Ini adalah jalan potong menuju puncak, melewati desa dan punya sudut elevasi yang menantang; 25-30 derajat. Karena jalan tidak lebar, maka agak sulit bila mau ambil ancang-ancang dari bawah dan kebut sampai ke puncak. Akhirnya naik dengan menggunakan gear 2. Sesekali kalau mobil di depan melambat, terpaksa oper ke low gear (L). Karena miring, maka agak sulit untuk kembali ke gear 2 lagi. Putaran mesin konstan di 3500 hingga 4000 rpm. A/C OFF.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun