Mohon tunggu...
Andreas Sitanggang
Andreas Sitanggang Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Yang Terlupakan

24 Januari 2021   11:15 Diperbarui: 24 Januari 2021   11:19 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melalui tulisan ini, aku mau mengingat dan merajut kembali beberapa kisah dalam hidupku yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku.

Iseng iseng lihat album di galeri,ternyata masih tersimpan Foto bersmamu.
Ia memang kita telah usai,namun foto ini menuliskan sebuah catatan sejarah di masa lalu.

Kerinduanku telah berkarat dan kesabaranku telah habis.Kedua rasa itu membolak-balikkan hati dengan pikiranku.
Rinduku dibangkitkan dari relung-relungnya oleh wajah,wajah yang keindahannya melampaui purnama.

Apakah kau masih mengingatnya nona? Mengingat kita bersama di fase ini.
Saya tidak tahu pasti apakah kamu masih mengingat atau sudah melupakannya.

Saat kita di pertemukan di sebuah kampus yang berwarna abu abu itu. Bangunan itu masih menjadi saksi bisu,di saat kita sama sama merantau meninggalkan ayah ibu.

Aku dan kamu berawal dari keinginan menjadi sarjana,yang pernah berjanji di bawah gerimis bahwa berjuang untuk pembaharu negeri ini.

Kemudian teringat kembali,teringat perjuangan kita untuk sampai ke titik puncak sebuah Gunung.Dimana di tengah perjalanan kamu mendekam tanganku,lalu mengeluarkan sebuah kata"aku lelah",disana aku terus memberi suport untuk mu dan pada akhirnya kita sampe ke sebuah puncak.

Dan kau masih ingat nona,sebuah kain yang tersandang di lehermu itu?
Dimana kain itu ku berikan dan kupasangkan pada mu di tengah malam di atas puncak itu.  ku berikan ketika kulihat kamu menggigil ke dinginan.

Bukan cuma itu nona,kamu ingat pertama kali masuk kampus? Dosen menyuruhmu berdiri di hadapan puluhan Mahasiswa/i,bernyanyi,berkenalan,serta semua hal yang menyangkut ekspresi dan keberanianmu.

Aku juga masih sangat sangat ingat nona,dengan minuman kesukaanmu.Dimana di saat kita sedang duduk bersama  di sebuah cafe kamu tidak pernah lupa untuk memesan segelas kopi hangat.

Kemudian segelas kopi itu menjadi awal perbincangan kita yang berujung candaan dan tawa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun