Mohon tunggu...
Andreas Palupessy
Andreas Palupessy Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pembelaan Salah Sasaran

17 September 2018   19:09 Diperbarui: 17 September 2018   19:31 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok Pribadi

Setelah mengumbar umpatan kepada Menteri Perdagangan dan Ketua Umum Partai Nasdem, Rizal Ramli kini sepertinya butuh dukungan lagi.

Di hadapan publik dan kamera televisi, beberapa waktu lalu Rizal Ramli menyebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh sebagai sosok berengsek yang bertanggung jawab atas banyaknya impor ke Indonesia.

Kini, setelah umpatan itu menuai reaksi berupa rencana somasi, beragam pihak ramai-ramai membela Rizal Ramli. Mereka merasa, Rizal Ramli melakukan hal yang benar. Yakni mengumpat dan menjelek-jelekkan seseorang di muka umum, serta bersalah atas banyaknya komoditas impor yang masuk ke Indonesia.

Meski sudah berulangkali diingatkan, namun tidak ada salahnya kita menyegarkan kembali ingatan publik. Terutama Rizal Ramli dan deretan orang pembelanya.

Pertama, mengumpat dan menjelekkan orang di hadapan umum tidak bisa dibenarkan. Apapun alasannya. Apalagi bila tanpa alasan sama sekali.

Kedua, menyalahkan Menteri Perdagangan atas importasi, terlebih lagi menyeret nama ketua umum partai politik, adalah sebuah tindakan salah kaprah. Importasi, bisa dilakukan hanya bila sudah dicapai sebuah kesepakatan bersama. Yaitu antara Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Direktur Utama Badan Urusan Logistik.

Bukan kesepakatan bersama antara seorang menteri dengan seorang ketua umum partai, seperti yang dituduhkan Rizal selama ini.

Menyalahkan Menteri Perdagangan karena menyetujui impor beras, gula, dan garam, sama saja dengan melempar kotoran ke Menteri Pertanian yang tidak bisa meningkatkan produksi beras serta meningkatkan kualitas gula kita menjadi gula rafinasi kelas industri (industry grade). Menyalahkan impor garam industri, sama saja ingin melemparkan kesalahan ke wajah ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, yang bertanggung jawab atas produksi dan peningkatan kualitas petani garam di Indonesia.

Atau mungkin, Rizal Ramli dan para pembelanya, sebenarnya ingin menyerang Menteri Pertanian dan Menteri Kelautan-Perikanan? Namun mereka tidak punya nyali untuk melakukannya. Sehingga mereka hanya berani mencari target yang lebih empuk, yakni Menteri Perdagangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun