Mohon tunggu...
Andreas Mariano
Andreas Mariano Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat dan Teologi, Widya Sasana, Malang

Saya, Andreas Mariano, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat dan Teologi, Widya Sasana, Malang. Bakat yang dimiliki adalah musisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandemi dalam Penderitaan dan Kreativitas

6 Oktober 2021   09:36 Diperbarui: 6 Oktober 2021   09:49 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi virus Corona telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Perubahan tatanan tersebut telah memberikan budaya baru di kalangan masyarakat. Salah satu contohnya adalah penggunaan masker agar terhindar dari paparan virus Corona. Penggunaan masker tentu sangat membantu perlindungan diri, tetapi tidak selamanya. Hal ini terbukti dari adanya kasus-kasus yang membuktikan bahwa masker masih belum dapat menangkal virus Corona. Pembuktian tersebut menjadi sebuah ketakutan bagi orang-orang, sehingga kegiatan yang telah semula direncanakan dibatalkan oleh kehadiran virus Corona. Akibatnya, kegiatan-kegiatan yang bersifat bersama harus memiliki batasan.

Berdasarkan data yang dilansir dari laman website https://covid19.go.id/ yang di-update per 23 September 2021 kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 47.997 ribu dan turun sebanyak 1.665 kasus, sedangkan jumlah data yang meninggal dunia sebanyak 141.114 orang dan naik sebanyak 160 orang. Per 30 September naik menjadi 1.690 kasus. Secara keseluruhan menjadi 4.215.104 kasus. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kewaspadaan terhadap pandemi virus Corona. Kesehatan saat ini menjadi hal yang paling berharga. Oleh sebab itu, mahalnya biaya kesehatan menyadarkan sebagian orang.

Banyak orang mengeluh kepada pemerintah karena harus mematuhi aturan yang terkadang tidak menentu. Hal ini menimbulkan rasa terkekang yang berlebihan. Orang-orang lebih memilih untuk tidak taat pada aturan. Aturan pemerintah dianggap sebagai penghambat untuk melakukan kegiatan. Kejadian tersebut memang tidak bisa dihindari karena manusia adalah mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan individu lain. Meskipun penemuan teknologi sangat membantu manusia, tetapi tetap saja interaksi menjadi suatu yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi apapun.

Kebosanan acap kali merengut habis kebahagiaan manusia, tetapi dapat dipikirkan  sebuah kegiatan yang mampu menangkal rasa tersebut. Salah satu contoh kegiatannya adalah melakukan hobi yang tidak membuat rasa bosan. Tetap saja perlu diperhatikan bahwa hobi yang dimaksud tidak membuat suatu kerumunan. Kerumunan akan membuat virus semakin menjadi lebih ganas. Oleh sebab itu, diperlukan sikap yang kreatif agar mendapatkan ide yang membuat rasa puas, sehingga dalam melaksanakannya tidak merugikan diri dan orang lain.

Kreativitas menjadi sebuah ajang untuk bersaing dan memperlihatkan hasil yang terbaik. Tentu orang akan menjadi bangga bila hasil karyanya dihargai dan mendapatkan banyak perhatian. Hal ini menjadi terapi bagi orang yang merasakan kebosanan. Keberhasilan tersebut akan membuat orang bersemangat untuk berkarya. Melalui karya inilah orang menampilkan bahwa segala sesuatu dalam dirinya berkualitas. Kualitas menjadi semacam tolak ukur untuk sebuah keberhasilan. Tentu dalam prosesnya membutukan ketekunan dan kesabaran.

Dalam situasi pandemi yang tidak menentu kapan akan selesainya, alangkah baiknya menyediakan waktu untuk berpikir lebih luas. Siapkan strategi dan peluang untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi orang lain. Selain itu, berusaha mencari ide-ide kretif yang dapat menunjukan keberhasilan. Contoh sederhananya adalah melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk mengembangkan bakat dengan tetap menerapkan 3 M (Memakai masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga jarak). Sikap sabar dan taat pada protokol akan membantu keberlangsungan hidup. Tidak ada yang tahu kapan virus Corona akan berhenti.

Perlu untuk diperhatikan sekarang adalah marilah bersama-sama membantu pemerintah dan berusaha belajar dari pengalaman bahwa bekerja sama akan membuat segala sesuatu menjadi luar biasa. Tanggalkanlah kebosanan yang tidak ada artinya dan gunakanlah waktu dengan sebaiknya. Pepatah mengatakan, "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing." Melalui pepatah yang memberikan kharisma ini, mari berusaha untuk mendukung usaha pemerintah.

Pemerintah membutuhkan bantuan untuk memutuskan rantai virus Corona, sehingga negara ini bebas dari pandemi. Bangun bersama negeri tercinta ini dengan semangat gotong royong dan jadikan bangsa ini sampai pada predikat yang mampu bersaing di dunia internasional. Presiden John F. Kennedy mengatakan, "Jangan tanya apa yang dilakukan oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang kamu bisa lakukan untuk negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun