Semakin maraknya waria dimuka bumi ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa mereka ada dan hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Hampir setiap orang pasti mengenal waria.Â
Waria terbentuk karena adanya dorongan pada diri sendiri bahwa sesungguhnya dirinya adalah seorang perempuan (male to female transexual). Faktor lain yang membentuk waria adalah salahnya didikan orang tua dari sejak kecil, dimana orang tua merawat dan mendidik anak laki- lakinya  seperti perempuan.
Selain itu faktor seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang memiliki anak perempuannya lebih banyak dibandingkan laki- laki. Pergaulan yang salah juga menjadi salah satu pemicu seorang laki-laki memiliki karakter kewanitaan.
Bahasa Binan muncul sekitar tahun 1960-an dikalangan waria dan pria homo seksual Indonesia. Pada 1960-an, bahasa binan masih seabatas akhiran se' seperti kata trimakasih menjadi trimse.Â
Selanjutnya muncul kata Cong dan Ces yang dikenal dengan sebutan Omong Ces/ Omong Cong. Kemudian bahasa tersebut berkembang hingga saat ini dikenal dengan bahasa binan. Tidak jarang orang-orang memakai bahasa binan walaupun bukan seorang waria atau homo seksual.Â
Bahasa Binan mulai diterima dikalangan masyarakat sebagai bahasa gaul pada tahun 90-an. Telivisi dan Radio mulai menggunakan bahasa binan untuk hiburan/ lawakan. Kata- kata Binan mulai lazim terdengar dalam percakapan sehari- hari, seperti nepsong, bencong, lekong, dan lainnya.Â
Beberapa contoh bahasa binan/ bahasa waria adalah sebagai berikut :
- Â Endul = Enak
- Cucok = Cocok
- Ember = Betul
- Capcus = Pergi
- Belenjong = Belanja
- Polela = Polisi
- Begindang = Begitu
- Alemong = Alama
- Lambreta = Lama
- Tinta = Tidak
- Hamidah = Hamil
Banyak asumsi/ pendapat dari para ahli mengenai fungsi bahasa binan. Umumnya bahasa binan digunakan untuk bahasa rahasia/ bahasa sandi dan bahasa interaksi sehari- hari. Menurut suatu penelitian bahasa binan mempunyai fungsi sebagai bahasa rahasia, identitas, humor, dan sarana sosial.Â
Adapun salah satu pola pembentukan kata yang teratur dan terdokumentasikan dalam tulisan dan ujaran bahasa binan adalah penggantian suku kata terakhir dari bahasa Indonesia menjadi akhiran ong, dan mengubah vokal suku kata sebelumnya menjadi bunyi e.