Mohon tunggu...
Healthy

Lebih Baik Nyeri, Untuk Masa Depan Otot yang Lebih Baik

24 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 25 Oktober 2017   14:17 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mengalami peradangan atau inflamasi. Inflamasi sendiri adalah suatu respon biologis kompleks dari jaringan vaskuler atas adanya bahaya, seperti patogen, kerusakkan sel, atau iritasi. Inflamasi adalah usaha perlindungan diri pada tubuh manusia untuk menghilangkan rangsangan penyebab luka dan inisiasi proses penyembuhan suatu jaringan. Jika tidak terjadi proses inflamasi, maka luka dan infeksi tidak akan sembuh dan akan mengalami kerusakan yang lebih parah. Namun, inflamasi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan penyakit, seperti demam, atherosclerosis, dan reumathoid arthritis.

Inflamasi dapat dibedakan atas inflamasi akut dan kronis. Inflamasi akut adalah respon awal tubuh oleh benda berbahaya dan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya pergerakkan plasma dan leukosit dari darah ke jaringan luka. Sedangkan Inflamasi kronis merupakan inflamasi yang berkepanjangan, memicu peningkatan pergantian tipe sel yang ada pada tempat inflamasi dan dicirikan dengan kerusakkan dan penutupan jaringan dari proses inflamasi.

Proses inflamasi yang tidak terkontrol, dibutuhkan adanya obat yang dapat digunakan untuk mengontrol proses inflamasi tersebut agar tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan. Obat tersebut dinamakan obat anti-inflamasi. Apakah obat anti-inflamasi itu? Obat anti-inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan adanya radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi), namun dikarenakan timbul sebagai respon cedera pada jaringan dan infeksi. anti-inflamasi mempunyai khasiat tambahan seperti meredakan rasa nyeri (Analgesik), dan penurun panas (Antipiretik).

Obat anti-inflamasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS atau Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)) dan obat anti-inflamasi steroid. NSAID memiliki fungsi yang sama dengan steroid namun yang membedakannya adalah berdasarkan sebuah riset, NSAID terbukti lebih efisien dan memiliki efek samping yang rendah.

Lalu, yang menjadi permasalahan adalah apakah otot yang kita miliki ini dapat terganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya apabila terus diberi obat anti-inflamasi?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, akan lebih baik apabila kita mengetahui hubungan antara obat anti-inflamasi dengan otot. Dalam tubuh manusia, otot sangatlah mendominasi dan memiliki jumlah yang terbesar karena setiap organ manusia terdiri dari bermacam-macam otot, seperti: otot lurik, otot polos dan otot jantung. Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 600 otot. Otot membentuk sekitar 1/3 dari tubuh kita dan 1/2 dari berat badan kita.

Dalam tubuh manusia yang dapat mengalami proses peradangan hanyalah otot karena pengertian radang sendiri adalah proses respon berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Bagian tubuh yang dapat mengalami cedera adalah otot. Apabila peradangan yang terjadi mencapai pada tahap yang parah maka diperlukan adanya obat anti-inflamasi. Dari sinilah dimulainya hubungan antara obat anti-inflamasi dengan otot.

Kebanyakan dari kita pasti mengetahui bahwa otot pasti sangatlah erat kaitannya dengan kaum pria. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang pria pasti menginginkan memiliki tubuh yang atletis dan memiliki otot yang besar. Apakah kalian mengetahui apa penyebab otot tersebut bisa menjadi "besar"? Sebenarnya proses pembentukan otot menjadi lebih besar tidak semudah yang kita bayangkan. Pasti kebanyakan dari kita berpikir bahwa otot dapat menjadi besar karena sering melakukan aktivitas berat atau latihan. Pemikiran tersebut benar tetapi, apakah kalian tahu jika melatih otot sama dengan melukainya?

 Kata "melukai" yang dimaksud adalah ketika tubuh kita melakukan suatu kegiatan seperti mengangkat beban, secara tidak langsung, dalam otot kita akan terjadi suatu kerusakan kecil. Kerusakan kecil tersebut terjadi dikarenakan oleh otot mengalami suatu proses kontraksi yang berlebihan. Lalu, mengapa otot bisa bertambah besar jika otot sendiri mengalami suatu kerusakan? Jawabannya adalah ketika kita beristirahat atau tidur, tubuh kita akan menghasilkan suatu senyawa yaitu cytokines.

 Senyawa ini memiliki fungsi untuk memulihkan keadaan tubuh ke kondisi semula sebelum dengan memperbaiki serat otot yang mengalami kerusakan kecil. Pada saat yang bersamaan, diproduksilah suatu senyawa yang bernama prostaglandin. Senyawa inilah yang memainkan peran utama dalam proses peradangan/inflamasi atau dapat dikatakan prostaglandin adalah penyebab utama dari proses inflamasi.

 Senyawa inilah yang menyebabkantimbulnya rasa nyeri, perih, dan panas pada otot yang mengalami kerusakan. Lalu, dari manakah prostaglandin ini diproduksi? Pada membran sel otot, diproduksi dua jenis senyawa yaitu Phosphatidylcholine dan Phosphatidylinositol. Pada saat terjadi kerusakan pada serat otot, kedua senyawa tersebut melebur dan berubah menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat merupakan bakal dari prostaglandin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun