Mohon tunggu...
Andre Ahmad Stiadi
Andre Ahmad Stiadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya manusia.

Berusaha menjadi manusia bebas. Tanpa diperintah apalagi memerintah. Duniaku adalah bumi manusia dengan segala permasalahannya. (Minke, dalam Novel Bumi Manusia)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggugat Konspirasi Covid-19

26 Juli 2021   22:51 Diperbarui: 26 Juli 2021   23:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalian bisa liat di data tersebut, negara-negara yang mulai pulih kembali itu vaccine rate sangat tinggi. Katakanlah negara tersebut adalah Singapura (52%), Inggris (55%), Spanyol (54%), Italia (48%), Amerika Serikat (49%), Uni Emirat Arab (68%), Qatar (59%)

Tidak! Saya tidak percaya Vaksin! Itu omong kosong! Cuma bisnis dari perusahaan farmasi belaka! Itu akal-akalan elit global! Itu adalah cara bagi beberapa oknum mendulang uang sebesar-besarnya.

Menurut gue, Jika semua orang indonesia ini tidak berlebihan soal covid-19 dan menganggap ini hanya flu biasa. Maka keadaan akan sama baiknya kok!

Oh, oke kalau anda berfikir begitu. Tenang! sudah ada kok masyarakat yang mewujudkan pemikiran anda itu menjadi kenyataan. Dan hidup seperti kalian impi-impikan. Mereka menganggap Covid-19 tidak ada. Mulai beraktivitas normal seperti biasa. Melepas masker. membuat acara dan bersenang-senang.

Masyarakat tersebut ada di India. Jumlahnya ada banyak. Lalu bagaimana hasilnya?

NARASI KONSPIRASI COVID-19 DI INDIA

Bicara soal India, ini negara sangat anomali. Di tahun 2021, kasus covid-19 di India meningkat sangat pesat. Masyarakat India kekurangan tabung oksigen. Bahkan negara sebesar India harus menggantungkan hidupnya dari bantuan-bantuan dari negara lain. Sampai sekarang keadaannya belum benar-benar pulih. Per hari ini (26/07/2021) tercatat ada 31 juta kasus covid-19 di India.

Ironisnya, India adalah negara penghasil vaksin terbanyak dan tercepat di dunia. Lalu mengapa ini bisa terjadi? 

Simpel, karena mayoritas masyarakat India tidak percaya vaksin.

Hal ini juga bisa kita lihat dari data. Per hari ini (26/07/2021), hanya 6,8% masyarakat sebesar India yang menerima vaksin lengkap. Ini angka yang sangat-sangat gila. Bagaimana mungkin, penduduk sebanyak 1 miliar di India cuma 6,8% yang udah divaksin? Kenapa mereka bisa tidak percaya vaksin? Nah untuk menjawab tersebut, aku punya penjelasannya.

India adalah satu negara paling disiplin melakukan lockdown. Lockdown di India sangat tegas, bahkan cenderung 'tega'. Karena benar-benar tidak memperhatikan kesenjangan sosial. Banyak masyarakat kelas bawah yang menderita karena sistem lockdown yang diberlakukan India saat itu.

Tidak memperhatikan kesenjangan sosial, tidak memperhitungkan kaum miskin, dan tidak memperhitungkan orang-orang yang di-PHK. Intinya, sekali Lockdown, ya lockdown. Apakah kebijakan itu efektif?

Jika dilihat dari kurvanya efektif. Kurva Covid-19 di India pada saat itu melandai. Karena sudah melandai, pemerintah negara India merasa 'jumawa'. Pongah. Overconfidence. Kemudian klaim kemana-mana kalo mereka berhasil mengendalikan covid-19. Ternyata kebijakan itu punya efek samping serius terhadap masyarakat.

SISI GELAP DARI KELENGAHAN PEMERINTAH DAN KETIDAKTAHUAN MASYARAKAT INDIA

Keberhasilan pemerintah India mengendalikan kurva covid-19, ternyata memiliki borok yang ditutupi. Pertama, masyarakat India merasa tubuh mereka sehat-sehat saja. Keluarga mereka sehat-sehat saja. Mereka merasa tidak terdampak langsung covid-19 selama lockdown. Tapi satu hal yang pasti menjadi pertanyaan ditengah masyarakat India, kenapa mata pencaharian mereka dibunuh? kenapa mereka dilarang keluar dan bekerja seperti sedia kala? Masyarakat India kemudian mencari kambing hitam. Di tengah ketidaktahuan inilah, teori konspirasi banyak berkembang di India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun