Mohon tunggu...
Andrea Halim
Andrea Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Faculty Head, Learning Program Development and Quality Assurance at FWD Insurance

Seseorang yang passionate dan sudah bekerja 10 tahun di bidang people development. Satu kutipan favorit saya: Docendo Discimus (By Teaching, We Learn). Karena itu tulisan-tulisan saya akan berisi opini, insight, pengalaman, dan pelajaran hidup yang saya dapat di bidang People Development. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Scaffolding yang Membentuk Passive Learner - Teori Zone of Proximal Development

3 November 2022   20:03 Diperbarui: 3 November 2022   20:25 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zone of Proximal Development (ZPD), adalah sebuah konsep yang dikemukakan Lev Vygotsky tahun 1930an. ZPD adalah area dimana seseorang bisa melakukan hal baru dengan "bantuan". Ilustrasi di atas bisa membantu memahami ZPD.

Kemudian di tahun 1976, Wood, Bruner, dan Ross memperkenalkan istilah Scaffolding yang merujuk kepada istilah "bantuan" tersebut. Misalnya, seorang anak yang sedang belajar menyetir mobil kepada ayahnya. Ayah dalam hal ini menjadi Scaffolding yang dapat memberikan:

  • Demonstration. Misalnya dengan menunjukkan cara menyetir.
  • Instruction. Misalnya "Nyalakan lampu seinnya sekarang."
  • Encouragement. Misalnya "Jangan grogi, tenang saja."

Berkat Scaffolding yang diterima, lambat laun ia dapat mengemudikan mobil tanpa bantuan siapapun.

Sebenarnya Scaffolding adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Fungsinya untuk membantu menopang struktur saat pembangunan. Setelah struktur beton sudah kuat, maka Scaffolding akan dicopot. 

Konsep yang sama juga berlaku dalam proses pembelajaran. Scaffolding perlahan-lahan perlu dihilangkan agar seseorang bisa melakukan hal baru tanpa bantuan.

Salah satu kekurangan Scaffolding dalam ZPD adalah potensi terbentuknya seseorang yang belajar dengan pasif (Passive Learner) karena bantuan yang diberikan secara berlebihan. Bantuan tersebut terus-menerus diberikan tanpa melihat bahwa seseorang sudah mulai bisa melakukannya sendiri walaupun tanpa bantuan.

Karena itu, dalam menerapkan Scaffolding, jangan langsung turun tangan untuk memberikan bantuan. Tanyakan terlebih dahulu pandangan Learner tentang tugas yang sedang dihadapi, seperti apa solusinya, bagaimana cara mengerjakannya, dan lainnya. Setelah itu kita bisa mulai memberikan bantuan secara perlahan-lahan, serta menilai kapan bantuan tersebut perlahan-lahan perlu dihilangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun