Kepemimpinan ala Majapahit di Prasasti Kembangsore
Masih melagak seperti Indiana Jones membasahi atu prasasti Kembangsore dengan air agar dapat melihat tulisan dan gambar.
Terlihat jelas setelah dibasahi. Banyak tulisannya dan saya tidak bisa membaca kecuali copy paste dari postingan kapan hari .
Ternyata isi dan susunannya mirip Surat Keputusan yang dibuat pemerintah saat ini, ya.
Tulisan ini kan membuktikan Kita adalah bangsa besar. Bangsa besar berarti ukurannya mempunyai aksara sendiri (ada ratusan aksara di Nusantara), mempnyai bahasa sendiri (ada ribuan bahasa Nusantara) dan mempunyai alat musik sendiri. Semuanya adalah simbol budaya kan.
Sekarang saya melihat gambar yang ada di prasasti ini.
Gambar pada batu merupakan simbol atau lencana Raja Girindrawardhana berangka tahun 1486 masehi. Raja terakhir Majapahit ini mempunyai lencana berupa simbol ular melilit tongkat, bulan sabit dan matahari, dua tapak kaki dengan garis di tengahnya, gunung, juga amerta atau simbol air berupa kendi.
Simbol ular melilit tongkat berarti idu geni, semua ucapan raja sebagai pemimpin merupakan hukum yang harus dijalankan.
Dalam mengucapkan dan menindaki sesuatu pemimpin harus bertujuan tunuk kemegahan negara yang ada pada lencana berupa simbol matahari.
Dalam mengucapkan dan menindak sesuatu harus memberikan pencerahan yang teduh serta tidak menyakiti semua bawahan dan rakyatnya. Ini disimbolkan dengan bulan. Sinar bulan dapat menerangi tapi tidak menyakiti.
Ucapan dan tindakan pemimpin juga harus melindungi semua bawahan dan rakyatnya. Pemimpin tidak akan merugikan bawahan dan rakyatnya pada semua keputusannya. Ini disimbolkan pada lencana raja berbentuk Payung.