Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Putu Sutawijaya Perupa Jenius yang Menjengkelkan

17 Oktober 2019   06:11 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelukis Jogja yang asli bali ini dianggap menjengkelkan oleh para kolektor. Menjengkelkan karena "pelit" dalam mengeluarkan karya.

Banyak kolektor yang mengantri untuk membeli karyanya. Tetapi Putu Sutawijaya jarang mengeluarkan karyanya malah lebih suka bermain-main dengan mobil-mobil rakitan sendiri yang dibuat seperti mobil klasik 50-an, bermain musik sebagai bassist, membuat instalasi dan berjalan-jalan. Inilah yang membuat para kolektor jengkel karena penasaran dan menunggu karyanya.

Putu Sutawijaya, sosok sederhana kelahiran Angseri Bali yang menetap di Nitiprayan Jogja. Menempuh pendidikan di ISI Jogja memang sudah terlihat bakat dan kerja kerasnya saat kuliah.

Para dosen memprediksi Putu Sutawijaya akan menjadi pelukis besar. Tapi yang terjadi, Putu Sutawijaya dengan ekspresinya melukis figur-figur manusia yang saat itu dianggap aneh oleh kalangan domestic. Hasilnya....Tidak laku.

Meminang gadis berkebangsaan Malaysia Jenny Vi Mee Yei yang berasal dari keluarga kaya tidak membuat kehidupan Putu Sutawijaya berubah drastis. Tetap tinggal di rumah kos sederhana dengan sumur tanpa pompa sehingga Jenny harus menimba air sumur setiap membutuhkan air...kok mau ya?

Saat itu, karena kejeniusan Putu Sutawijaya, pihak ISI sering memberikan tawaran untuk menjadi dosen tetapi selalu ditolak oleh Putu. Gaya melukis Putu juga banyak dikritik teman-temannya. Mereka menyarankan Putu mengganti gaya lukisannya agar laku tapi ia tetap bersikeras dengan gayanya.

Tahun 2003 adalah titik balik kehidupan Putu dengan tetap mempertahankan idealismenya. Dengan berbekal uang 300ribu rupiah, Putu membuat pameran tunggal lukisannya.

Uang sejumlah itu dibelikan suguhan air kemasan dan singkong rebus. Terjual lukisannya oleh salah seorang kolektor walaupun hanya satu. Itu merupakan lukisan lama yang dibuat setahun sebelumnya dan tidak diunggulkan berjudul "Looking for Wings" dengan harga puluhan juta.

Saat laku ya senang karena ada yang mengapresiasi. Lantas sang kolektor menelepon meminta izin kalau lukisan tadi mau dijual. Putu pun oke-oke saja...toh itu sudah milik si kolektor.

Tidak dinyana, ternyata sang kolektor menjualnya di balai lelang Sotheby's. Banyak yang takjub dengan lukisan itu karena heran ternyata orang Indonesia dapat melukis seperti itu. Hasil akhir, lukisan itu laku dengan harga fantastis...miliaran...

Sejak saat itulah, nama Putu Sutawijaya mulai dikenal. Lantas, apa hubungannya dengan Mojokerto?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun