Mohon tunggu...
Andryan
Andryan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka kepada Presiden Jokowi

30 Oktober 2016   17:04 Diperbarui: 29 Desember 2016   13:54 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena pengalaman pernah dibohongi oleh Pan**g maka teman saya bertanya berulang kali apakah tidak bohong akan kursus? lalu dijawab tanggal 05 Oktober 2016 akan kursus dengan biaya sendiri. Tapi ternyata pada tanggal 05 Oktober 2016 tidak ada kabar berita dan agak sulit dihubungi. Wah ini lebih Parah….teman saya di PHP oleh saudara sendiri. Paling-paling sama juga menunggu ada anggaran.

Dengan biaya kursus yang lebih murah dari di pulau Jawa namun dengan kualitas bobot ilmu dan kualitas pengajar berprestasi pun tetap setengah mati para pegawai Dinas untuk bisa segera mengikuti kursus yang diinginkannya. Umumnya lebih menyukai belajar ke luar daerah karena ada uang SPPD, tapi sayangnya ilmu yang didapat minim. Teman saya pernah menguji salah satu pegawai Dinas yang belajar ke luar daerah dan dijawab oleh yang dites bahwa dia dulu Cuma BIMTEK 2-3 hari jadi mana mungkin kemampuannya mumpuni.

Pernah ada engineer di Dinas yang kepepet mau bertugas mengawasi pembangunan gedung dengan konstruksi baja yang cukup rumit. Karena kalau menunggu SPPD tidak sempat maka buru-buru ke teman saya untuk minta diajari. Saat ini pembangunan hampir selesai, tinggal finishing.

Seandainya apa yang tertuang didalam surat saya yang diterima tanggal 08 September 2016 dapat terwujud, mungkin Pegawai Kasihan seperti cerita diatas akan mendapatkan solusi dari permasalahannya, mungkin saya pun sebagai sarjana berprestasi dengan segudang kemampuan di bidang komputer Teknik (Sipil,Arsitektur,Informatika, Pertambangan dan Pemetaan ) boleh berkesempatan menjadi trainer bagi Sarjana-sarjana Teknik di Kalimantan Tengah. Setelah itu barangkali tidak akan terjadi lagi ada jaringan pipa gravitasi setelah terbangun airnya tidak mengalir , tidak akan terjadi lagi ada bangunan pengatur arus lalu lintas yang sudah mangkrak bertahun-tahun.

Bapak Presiden yang terhormat, 

Tanggal 05 Nopember 2016 teman saya berjumpa dengan pegawai Dinas PU, diceritakan pegawai ini bahwa keputusan rapat memutuskan bahwa BIMTEK tidak boleh lagi cuma 2-3 hari tapi minimal 10 hari . Lalu temannya yang lain berucap juga bahwa anggarannya ya tetap saja walaupun 10 hari. Lalu si Pegawai berucap : "Kalau aku sih WARAS tidak perlu BIMTEK keluar daerah untuk yang sudah ada yang bisa mengajarkannya sendiri di Propinsi sendiri. Tuh ahli orangnya dalam mengajarkan keahlian komputer Teknik di dekat kampus Universitas Palangka Raya.

Kejadian Kepala Dinas Payah (2)

Kata teman saya : ada Kepala Dinas yang hari-harinya lebih banyak “kucing-kucingan” dengan orang-orang yang ingin berurusan dengannya.Kadang dia malah nongkrong di kantor lainnya , bukannya stand by di ruang kerjanya.

Teman saya pernah juga berurusan dengannya , agar kegiatan yang memang perlu bagi kantor dinas yang dipimpinnya Bupati sampai berulang-ulang kali harus menanyakan si Kadis bagaimana agar kegiatan tersebut bisa berjalan. Lalu saat mendekati kegiatan akan berjalan,  di level bawah lagi yang mempersulit sampai akhirnya Wakil Ketua DPRD mendampingi teman saya mendatangi kantor tersebut agar kegiatan dapat berjalan.

14224903-10207131131057992-9197498350448371483-n-581b0144727a6181494662b6.jpg
14224903-10207131131057992-9197498350448371483-n-581b0144727a6181494662b6.jpg

Kejadian Kepala Sekolah yang malu (3)

Teman saya sudah mengajar komputer bagi ratusan Kepala Sekolah dan Guru. Karena teman saya sudah memiliki nama maka suatu waktu salah satu Kepala Sekolah Dasar Negeri bertemu dengan teman saya, Dalam pertemuan tersebut disampaikan keinginan Kepala Sekolah untuk menyerahkan guru-gurunya agar ditraining oleh teman saya. Akhir dari pembicaraan hari itu,Kepala Sekolah berjanji akan menghubungi teman saya setelah rapat dengan guru-guru mengenai training ini.  Setelah rapat lalu beberapa kali bertemu dengan teman saya akhirnya Kepala Sekolah berucap “menyerah karena guru-gurunya tidak mau,  mereka maunya harus dari negara yang membayarkan biaya kursus Rp. 300 ribu itu”.  Betapa menyedihkannya keadaan negara kita saat ini ya ..Pak Presiden.

Kejadian saling menyalahkan (4)

Suatu hari si pemimpin termuat ucapannya dalam sebuah media massa, katanya : kebanyakan kepala-kepala ini membuat saya malu karena kualitasnya kurang mumpuni. Lalu karena setiap hari teman saya ini bertemu dengan kepala=kepala tersebut maka dia tanyakan : “Bagaimana itu…katanya kalian membuatnya malu?  . Dijawab mereka : “ ah..dia itu yang tidak becus memimpin. Ha..ha inilah Indonesia Tanah Air Beta. Sekali lagi Pak Presiden  hal seperti  ini mungkin tidak akan terjadi jika gagasan saya bisa terwujud.

Kejadian anak saya (5)

#1 Anak saya kadang ranking 1 kadang ranking 2 di sekolahnya. Saat ini kelas 6 Sekolah Dasar Negeri dengan guru kelas baru yang belum pernah menjadi gurunya. Karena anak saya terkategori cukup pandai maka saya tidak mengikutkannya les berbayar yang diadakan di rumah guru kelasnya. Kadang kala anak saya curhat kepada saya bahwa guru kelasnya itu saat di kelas bisa memperlakukan berbeda kepada anak-anak yang tidak mengikuti les.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun