Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

TN Komodo, Gili Lawa dan Labuan Bajo: Baru Sepenggal NTT Saja

18 Agustus 2015   18:37 Diperbarui: 18 Agustus 2015   18:42 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita tentang pengalaman perjalananku ke Manggarai Barat bulan lalu itu memang belum seberapa dibanding banyak cerita menarik tentang semua tujuan wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). NTT bukan sekadar Manggarai Barat dengan Taman Nasional Komodo (TN Komodo) yang terkenal di dunia itu.

Ada suka dan dukanya sendiri pada setiap perjalanan. Pernah suatu ketika akan mengunjungi Israel, ketika semuanya sudah siap berangkat melakukan perjalanan ke Israel (masuk dari Mesir), malah pertikaian Israel dan Palestina di Gaza memanas kembali. Akibatnya Israel dan Tepi Barat Palestina sepi turis saat kami berada di sana. Syukurlah situasi selama di Israel dan Tepi Barat Palestina juga sangat aman walaupun tiap hari berita TV dipenuhi parahnya konflik Gaza itu.

Tahun ini, siapa yang menduga Gunung Raung membuat ulah? Bukan membuat ulah tentunya. Itu hanya istilah saja untuk menunjukkan kekesalanku karena tanggal 18 Juli sudah harus berangkat dari Jakarta ke Labuan Bajo, ternyata sejak tanggal 10 Juli beberapa bandara di sekitar Gunung Raung jadinya buka tutup yang menyebabkan kesulitan bagi penumpang pesawat. Tercatat tiga kali menurut ingatanku sebelum tanggal 18 Juli itu, bandara-bandara sekitar Gunung Raung buka tutup. Dimulai tanggal 10 Juli, lanjut 12 Juli dan lanjut lagi 16 Juli. Untung saja tanggal 18 Juli situasi aman. Sehingga aku dan rombongan dapat tiba di Bandara Ngurah Rai (Bali) dengan selamat pada tanggal 18 Juli itu. Hanya sayang memang karena alasan operasional yang klasik dari maskapai yang Anda semua tahu pasti, menyebabkan keberangkatan kami dari Jakarta tertunda selama dua jam. Akibatnya, tentu saja kami ditinggal oleh pesawat (connecting flight) yang berangkat dari Ngurah Rai ke Bandara Komodo Labuan Bajo. Maskapai tersebut menginapkan kami semalam di Denpasar dengan akomodasi hotel plus 3 kali makan serta memberangkatkan kami dengan pesawat pertama ke Labuan Bajo pada tanggal 19 Juli 2015.

Akhirnya tiba di Labuan Bajo. Kesan pertama tiba di Labuan Bajo sungguh sangat mengingatkan aku dengan Pulau Batam.

Dari Bandara Komodo, kami langsung menuju pelabuhan kapal untuk perjalanan liveaboard 3 hari 2 malam di perairan Taman Nasional Komodo. Ini sungguh perjalanan yang mengesankan bagiku di antara peristiwa alam Gunung Raung yang meraung-raung itu. Ikuti reportase yang telah kutulis untuk media warga ini:

Photo-Essay: Ruang Imajinasi Manggarai Barat, Negeri Ribuan Pulau, dari Pulau Rinca ke Pulau Kalong, Sejenak di Pulau Kelor Mabar, Seekor Komodo dan Segerombolan Turis, dan Gua Batu Cermin, Cermin Flores Purba di Cincin Api

Walaupun aku dan rombongan tak terkena imbasnya saat keberangkatan ke Labuan Bajo. Tetap saja, akhirnya kami harus mengalami efek Gunung Raung pada saat harus kembali ke Jakarta. (Baca di sini)

Gili Lawa adalah sebagian kecil dari objek wisata alam yang sempat kami kunjungi. Keindahan Gili Lawa bukan hanya di darat (bukit-bukit yang indah) dan angkasanya (objek sunset dan sunrise).

Gili Lawa juga merupakan lokasi penyelaman (bahkan malam sekalipun) yang banyak diincar oleh para turis, tampak hal tersebut ketika kami bermalam di perairan Gili Lawa.

Dan yang tak kalah berkesan di Labuan Bajo adalah soal wisata kulinernya yang “cocok” untukku dan rombongan. Sebut sajalah Restoran Mediterraneo di Labuan Bajo yang mantap menyajikan menu-menu Italia/Mediterania, tidak kalah dengan restoran-restoran sekelasnya di Jakarta (termasuk soal harga). Ini salah satu restoran favorit turis asing di Labuan Bajo.

Atau menu cumi balado dan kerang rebus saus cabe yang sempat aku nikmati di Restoran Tree Top di Labuan Bajo ini. Restoran yang nyaman untuk melepas lelah dan lapar bersama keluarga walaupun harganya juga harga Jakarta begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun