Mohon tunggu...
Andoko Akbar Nugroho
Andoko Akbar Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Simpel

Plesiran adalah cara termudah untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Aku dan si Ibu

31 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 31 Oktober 2021   07:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat di dalam ingatanku tentang tragedi beberapa tahun lalu saat ku kerap sekali ngojek malam (ngalong). Awalnya tiada ku merasa aneh pada hari itu, hanya menunggu orderan masuk saat malam hingga pagi. Tiada orderan mengunjungi pada aplikasi ku, maka itu terus saja ku hisap rokok di pinggir jalan kota Bekasi dengan segelas kopi yang sudah hampir habis. Tiba-tiba sekitar pukul 04.00 pagi, suara dari toa masjid terdengar ditelingaku dengan bersamaan masuknya orderan di aplikasi ojek ku. Tanpa pikir panjang langsung saja ku pencet tombol terima menandakan aku menerima orderan tersebut.

Tak lama kemudian muncul pesan pada aplikasi tersebut, sontak saja aku buka isi pesannya pada fitur aplikasinya.


"Selamat pagi mas, tolong jemput ibu saya ya"


Aku balas saja dengan sigap, "oke siap, mohon ditunggu saya akan datang". Tak ada hal mencurigakan saat itu.

Selang beberapa waktu kemudian muncul pesan kembali pada fitur chat diaplilasi ojek online "Pak patokannya ada ATM Center belok kiri, lurus saja sampai polisi tidur ketiga". 

Ah tidak begitu sulit menemukan lokasi penjemputan, karena memang lokasi sesuai dengan yang tertera pada aplikasi. Setelah sesampainya disana tepat pada polisi tidur ketiga, tidak ada seorangpun berada di lokasi tersebut. 

Maka dari itu aku tunggu saja mungkin sedang siap-siap. Kembali ku bakar rokok sembari menunggu ibu dari si pengorder tersebut. Hingga rokok tinggal setengah batang, terdengar dari belakang ku ada seorang ibu-ibu memanggil.

"mas ojek, mas ojek ini saya yang order".

 Sontak saja aku menoleh ke arah suara itu berasal, benar saja ada dua ibu-ibu perlaham menghampiri ku.

Aku sangat kaget karena kedua ibu itu adalah tuna netra, seorang tuna netra menuntun tuna netra. 

Melihat kejadian  itu tanpa sadar ku berkata "iya bu saya adalah ojeknya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun