Mohon tunggu...
Andoko Akbar Nugroho
Andoko Akbar Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Simpel

Plesiran adalah cara termudah untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wanita Harapan di Masa Depan

1 Oktober 2021   12:05 Diperbarui: 1 Oktober 2021   12:07 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita bernama Nurhasanah atau kerap disapa Nana, merupakan penggiat literasi asal Muara Gembong Desa Harapan Jaya Kampung Penombo Kabupaten Bekasi. 

Walau masih terbilang cukup muda berusia 24 tahun namun kontribusi dalam membangun pendidikan di wilayahnya sangat berpengaruh. 

Semangatnya terpancar jelas dengan rutinitas sehari-hari sebagi relawan. Bukti nyata ia wujudkan melalui pembangunan Taman Baca Masyarakat Rumah Warna sejak 27 Agustus 2017 silam.

Benih-benih kepekaan terhadap realitas sosial mulai terlihat saat Sekolah Menengah Atas,  berbagai macam problematika tentang literasi dilingkungannya cukup memperihatinkan. 

Ia mengungkapkan dikala sang nenek belum bisa menulis dan membaca serta beberapa masyarakat terbukti seusia remaja juga tak lancar membaca ataupun menulis. 

Sisi lain memang jelas terdapat beberapa anak-anak putus Sekolah Menengah Pertama dan tak ngin melanjutkan ke jenjang selanjutnya, entah dengan alasan yang pasti.

"Kalau yang sering main kesini akan lebih tau faktor apa saja alasan anak-anak berhenti sekolah, bukan melulu soal ekonomi" ujar Nana.

Melihat kondisi tersebut Nurhasanah ketika lulus SMA melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi jurusan manajemen, namun naas ia pun harus terhenti ketika semester 7 dikarenakan beberapa faktor. 

Dalam perjalanan sebagai mahasiswi ia memang sudah mulai bergelut kegiatan sosial dalam bidang pendidikan sebagai tenaga pengajar sukarelawan di TBM Rumah Pelangi.

Sekumpulan anak sedang belajar mewarnai di TBM Rumah Warna pada pagi hari  (Dokpri)
Sekumpulan anak sedang belajar mewarnai di TBM Rumah Warna pada pagi hari  (Dokpri)

 Selama beberapa bulan menjadi tenaga pengajar lepas, saat itulah ia mendapat tamparan keras ketika ditanyai oleh rekan komunitas tentang apa saja yang sudah ia dapat selama disana. 

Para teman dan senior menyarankan agar ia tidak bisa terus menerus selamanya di Rumah Pelangi, alangkah baiknya ia pun memiliki Taman Baca tersendiri agar sebuah Forum Taman Baca Masyarakat semakin meluas terlebih diwilayah Kabupaten Bekasi.

"Lo kan punya lahan kosong, kenapa gak dipake aja tuh buat taman baca disamping rumah. Urusan modal awal mah gampang, gak usah mikir macem-macem dulu yang terpenting mah jadi gek dulu" kata Nana sambil menirukan logat temannya.

Sejak saat itu beberapa bulan selanjutnya Nurhasanah beserta remaja, penduduk, dibantu dengan kawan berbagai komunitas meresmikan sebuah Taman Baca Masyarakat Rumah Warna dan berdiri hingga saat ini. Walau impiannya sudah tercapai  hingga sekarang, tentu ia masih memiliki cita-cita sebagai guru.

 Usahanya saat ini sedang mengupayakan segala bentuk administrasi perizinan tempat belajar Pendidikan Anak Usia Dini Al-Quran di Departemen Agama. 

Tapi ia menuturkan tak lama lagi Surat Keputusan dari DEPAG (Departement Agama) akan terbit. Mimpi terbesarnya ialah memiliki sebuah Yayasan Pendidikan gratis yang berdiri di tanah kelahirannya, yaitu Muara Gembong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun