Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pesut Kisut Mengkerut

8 Oktober 2014   23:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:50 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14127618571391144536

Pesut Kisut Mengkerut

Ibu bumi tak lagi bisa memberi

Pada aku dia kami

Mati terkapar demi makhluk insani

Satu per satu punah mati

-

Tiada bisa menyalahkan ibu alam

Konon pula sungai lebar tak lagi dalam

Dangkal keruh air menghitam

Sampah plastik gelondongan kayu hingga pualam

Mengurug habis beningnya Mahakam

-

Aku tidak bisa berharap pada hujan

Yang dulu turun menyegarkan

Basah hutan rerimbunan di tepian

Kini lumpur kerikil menutup pandangan

Tiada tempat lagi mencari makan

-

Pelangi di hulu tak lagi pernah sama

Mentari terik menyengat raga

Punggung terpapar kering melanda

Bila tak mati disengat surya

Mestilah berkalang menggelepar dalam jala

-

Aku… merindukan kemilau di ujung senja

Seperti dulu lompat berenang dalam pelukan alam bunda

Kini gelap keruh sejauh pandangan mata

Ke mana lagi ingin diri bernostalgia?

-

Ibu bumi tak lagi bisa memberi…

Demi anak manja bernama insani.

Selamatkan satwa Indonesia, Pesut (Lumba-lumba air tawar) Sungai Mahakam; Orcaella brevirostis, yang terancam kepunahan.

Ando Ajo, Jakarta 08 Oktober 2014

Sumber ilustrasi.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun