Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Para...

23 Oktober 2015   17:53 Diperbarui: 23 Oktober 2015   18:17 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

“Hei, ayolah… sampai berapa lama selendang ini harus menutupi mataku?” Phill berjalan perlahan laiknya seorang yang kurang dalam penglihatan. Luna menahan tawa, terus saja menggiring  Phill memasuki rumah.

“Iih, kamu gak sabaran amat sih, Sayang?”

Phill tertawa pelan menanggapi gurauan kekasihnya itu. Yaa, ia teramat mencintai Luna. Hingga tidak keberatan sama sekali jika harus memasuki rumah wanita itu dengan mata tertutup. Baginya, itu bentuk lain dari keromantisan. Terlebih, ini dalam rangka bertemu dengan orang tua Luna.

“Ma,” seru Luna dengan kegembiraan yang tak mungkin bisa tertutupi pada sang ibu yang telah menunggu kehadiran Luna dan calon menantunya. “Kenalin Ma, orang yang bakal jadi suamiku,”

Phill merasa kembali muda lagi, diperlakukan seperti itu. Debar di dada mewakili mimik tubuhnya. Untuk pertam kali dalam hidupnya merasa demikian. Tanggung jawab adalah soal lain, dan pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan, begitu pikir Phill sebelum ini.

Ibunda Luna mengulas gurat indah di bibirnya. Namun, hanya sesaat. Sebelum sepasang mata itu laksana meloncat keluar dari dalam rongganya tatkala dengan jelas ia melihat wajah Phill yang tak lagi ditutupi selendang.

“Kau…”

“Al—lena…?!” Phill tak kalah terkejutnya. “Kenapa bisa?!”

“Laki-laki jahanam. Terkutuk…!”

Luna benar-benar tidak mengerti. Sebelumnya sang ibu begitu terlihat manis, dan memaklumi apa yang terjadi terhadap dirinya. Bahkan, ingin segera bertemu dengan pria yang punya tanggung jawab besar terhadap janin di rahimnya. Dan kini, Luna benar-benar dibuat bingung setengah mati. Ibunya seperti mengenal Phill—sangat mengenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun