Indonesia masih terus berputar putar. Permasalahan pada aspek ekonomi, politik, dan sosial belum menemukan arah kebijakan yang maksimal. Terutama dalam bidang ekonomi, kesenjangan sosial menciptakan ruang bagi mereka yang maju untuk terus maju, sedangkan masyarakat yang belum maju akan selalu tertinggal dalam kompetisi ekonomi saat ini. Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu penyebab Indonesia sulit maju. Bukan hanya kesenjangan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga pembangunan daerahnya.
Padahal pada 17 agustus tahun ini Indonesia telah berumur 71 tahun. Tetapi harapan akan tanah air untuk menjadi negara maju masihlah hanya menjadi harapan semata. Selain itu, permasalahan utama Indonesia untuk menjadi negara maju adalah kuranya pemerataan ekonomi. Selama ini ekonomi negara hanya terpusat di kota-kota besar. Seperti contoh Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar,dll. Padahal negara kita memiliki banyak kota kabupaten yang butuh untuk dikembangkan sumber ekonominya.
Pernyataan tersebut menjadi salah satu jawaban Hary Tanoesoedibjo (HT) saat ditanya oleh seorang mahasiswa terkait latar belakangnya terjun ke dunia politik. Mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Kadiri, di Kediri. Universitas Kadiri adalah tempat dimana HT memberikan kuliah umum bertajuk “Membangun Ekonomi Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Global”, Rabu 10/8.
Bagi HT, berpolitik adalah salah satu langkah pasti untuk berkontribusi bagi negara. Dengan konsep learning by doing, HT mencoba untuk memahami permasalahan rakyat Indonesia secara langsung. HT sendiri yang sebenarnya sudah sukses dengan usahanya tetap ingin berkontribusi apapun untuk negara. Melalui Partai Perindo, HT mencoba berjuang untuk menciptakan Indonesia yang sejahtera, tidak hanya sebagian rakyat Indonesia, tapi semuanya.
Kesungguhan HT untuk terjun di politik tersebut dibuktikan dengan dibentuknya Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang dideklarasikan 7 Februari 2015. Semua tersebut Ia lakukan agar semata-mata bisa membuat negara yang dicintainya, yakni Indonesia Sejahtera.
