Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Akhirnya Kau Menikah dan Aku Melahirkan Banyak Keturunan

18 September 2018   19:13 Diperbarui: 19 September 2018   22:03 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilistrasi @kulturtava

akhirnya kau menikah. dan melanjutkan keturunan. dan membuat cukup banyak orang-orang bahagia. dan genap sudah rencanamu. hidup. sebagai manusia. dan gunung-gunung yang selalu kau lihat terlalu jauh ketika kau menatapnya. dari jalan raya, atau dari sisi belakang jok motormu. kini terasa lebih dekat kan?

sekarang kau menikah. dan seluruh kebahagiaan di dunia ini adalah hartamu. cinta bukan jenis penyangkalan bisnis. kau tahu betul seberapa beruntungnya dirimu mendapatkannya, sementara ia akan tahu, betapa ia harus bersyukur telah mendapatkanmu.

sekarang kau telah menikah. kau bisa memeluk gunung itu kapan pun. kau bahkan boleh merasakan dia hampir memelukmu. sangat erat, tapi tidak menyakiti. yang membuatmu merasa nyaman. pinggul dan dadanya entah mengapa membuatmu merasa nyaman. kau boleh membayangkan kalian bagai permen karet, yang melekat, tak terpisahkan, seperti bayi kembar siam; sebab kau tak akan pernah merasa lebih betah ketimbang berada jauh darinya. gunung itu.

dan akhirnya kau menikah. dan seluruh beban berat yang ditanggung oleh umat manusia, sedikit demi sedikit mungkin tidak otomatis berkurang, juga kesedihan dan kesepian mereka yang terlalu banyak dan mengkhawatirkan. tapi kau jangan cemas. itu bukan salahmu. kau berbahagia saja! seputar urusan itu, kebahagiaan adalah tugas masing-masing. yang abadi. yang harus perjuangkan. setiap pagi. dengan harapan kami juga bisa menikah. dengan kebahagiaan kami sendiri. dan melahirkan banyak anak-anak kebahagiaan. 

Pakuncen, 18 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun