Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dia

11 Juli 2018   20:11 Diperbarui: 11 Juli 2018   20:09 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shuttershock

Dia menunjukan diri kalau saya tak penting baginya. Tidak apa-apa. Sebab saya akan tetap telaten, optimis mendapatkan hati dia. Tidak penting bagaimana caranya. Mungkin saya akan jadi sedikit orang lain, bahkan jika dibutuhkan, sepenuhnya menjadi orang lain, akan saya lakukan.

Strategi saya banyak. Dia sudah menolak saya ribuan kali. Namun, tiap kali dia melakukannya, dia tidak tahu, bahwa sebenarnya dia sendirilah yang memperbanyak strategi itu.

Saya punya rencana klasik yang saya pelajari dari buku-buku lama. Saya punya formula modern yang saya riset sendiri dari tahun ke tahun. Dia akan lelah menolak saya, lalu dia akan mulai menerima saya.

Seandainya tak berhasil, seandainya tak juga berhasil, tidak masalah. Dia sudah mematahkan hati saya ribuan kali, jadi saya pikir, bukan masalah kalau memang perlu patah hati sekali lagi.

Hidup ini memang keras dan butuh keberanian besar untuk menyingkirkan rasa malu. Dia sudah menelanjangi saya di depan umum. Seperti monyet yang hidup dari panggung ke panggung. Akan tetapi, saya terlalu terlalu tangkas untuk sakit hati dan menyerah di hadapan takdir.

Dia mungkin tak pernah tahu, rasanya mencintai orang lain karena kekurangannya. Dia hanya memandang seseorang karena kelebihannya. Itu kasihan sekali. Saya akan menyadarkan dia. Saya akan meluruskan pikirannya.

Tapi sebelum itu, saya akan membuat dia jatuh cinta terlebih dulu dengan saya. Mungkin kali ini dengan cara yang amat berbeda. Saya akan mulai membebaskan dia, kemudian menganggap dia tak penting lagi dihidup saya.

Setelah saya menghilang, mudah-mudahan dia sadar, dia telah kehilangan orang yang selama ini mencintainya.

Tulisan ini juga bisa kamu nikmati dalam bentuk audio-visual:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun