Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Drama Artikel Utama

Cerpen | Tokoh Pertama yang Gagal Menjadi Tokoh Utama

15 September 2017   18:25 Diperbarui: 17 September 2017   13:29 2342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: www.instagram.com/creative_ace/

"Kemana?" Bumi memaksa.

"Ke toko buku," kataku. 

"Dengan?"

"Kalani."

Bumi langsung tertawa terpingkal-pingkal mungkin persis seperti yang dilakukannya keesokan hari di kantin mendengar aku kencan dengan Kalani.

"Baiklah," ujarnya. "Besok kau harus membuktikannya padaku. Kalau tidak, oh, aku mungkin akan memberimu kuliah panjang soal jomblo-jomblo yang tak boleh kalah menghadapi kenyataan-kenyataan pahit." Lalu dia mematikan saluran ponselnya.

Bumi pasti mengira kalo aku menipunya. Boleh saja berpikir begitu. Lagi pula dia juga pernah bilang --saat tim futsal kami kalah telak oleh tim lawan-- dia berkata melapangkan dada kami, kalau kami tak perlu bersedih selama pertandingan ini bukan melawan diri sendiri. Kami boleh kalah.  

***

Setelah bangkit dari meja kantin, aku langsung mencari-cari Kalani di kampus. Perutku keroncongan lapar dan haus. Aku berputar-putar mengelilingi area kampus yang luasnya sepuluh kali lipat lapangan sepak bola hingga membuatku merasa harus pingsan. Siang itu betul-betul panas. Dimanakah gerangan perempuan berkucir kuda itu?

Aku ingin sekali mengadu denganmu,
bahwa aku mencintaimu
dan aku haus,
dan kehilangan
uang jajanku.

Dalam perjalanan mencari Kalani, aku menulis puisi itu dalam selembar kertas kecil. Cuma buat berjaga-jaga saja kalau tiba-tiba aku terkapar karena dehidrasi atau apalah, aku sudah menyampaikan perasaanku dengan baik dan benar kepada orang kucintai. Dan, Kalani, bisa tahu kalau aku mati dalam keadaan mencintai dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun