Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Novel | Bagian-bagian yang Kita Sederhanakan

20 April 2016   23:34 Diperbarui: 23 April 2016   02:20 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum sempat mencatat, di ruang tengah, telepon berdering. Dari Bumi. “Apa lagi? Biarkan aku mencatat dulu barang satu kalimat!”

“Tentu, Caius! Tapi kalau kau tak keberatan—“ Sambungan kumatikan. Bumi menelpon lagi. Dia memang keras kepala, kukira.

“Dengar!” katanya, “Apa kau merasa gatal-gatal?” Di ujung telepon, Bumi, bertanya dengan nada timbul tenggelam.

“Kenapa kau tanyakan itu?” tanyaku sambil menggaruk-garuk lumut di punggungku dengan tangan kiri.

“Aku lupa memberitahumu.”

“Tunggu dulu! Apa ini ada kaitannya dengan daging ular tadi pagi?” Punggungku, kini, benar-benar gatal. Kepalaku, tanganku dan dadaku dan seluruhnya.

“Demi Tuhan! Jangan mandi dulu! Tunggu sampai—“

“Nah, aku baru saja selesai mandi.” Aku memindahkan gagang telepon ke kuping kiri, karena kuping kanan gatal sekali. “Lalu apa masalahnya?”

“Jangan katakan bahwa kau mandi pakai air hangat.”

“Kukatakan aku baru saja mandi dengan air hang—“

“Aku akan ke rumahmu,” katanya cepat, ”... lebih cepat dari seekor siput di muka bumi.” Setelah bicara seperti itu ia mematikan teleponnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun