Kita sudah memasuki tahun 2021. Pandemik Covid-19 belum juga mereda. Bahkan semakin mengganas. Jumlah yang terinfeksi kian hari kian meningkat. Jumlah yang meninggal pun meninggi.
Pagi ini, saya kembali berbincang-bincang tentang Covid-19 bersama dokter Sidharta Salim, seorang dokter specialis penyakit dalam yang praktik di sebuah Rumah Sakit di kawasan Kemayoran.Â
"Sekarang  obat-obat langka dan  dulu virus tidak seganas sekarang. Saat ini virus boleh dikata mulai kebal dengan obat-obatan yang tersedia. Remdesivir pun tidak dianjurkan lagi oleh WHO. Sedangkan Ivermectin baru akan dikaji secara ilmiah, mungkin kurang sponsor.
Tapi, obat-obat seperti Oseltamivir, Isoprinosin, Azithromycin, Vitamin C megadose masih getol diresepkan untuk pengobatan walaupun obsolete." dr. Sidharta Salim, Sp. PD membuka pembincangan di pagi berembun ini.Â
Pada perbincangan bersama dokter Sidharta Salim tentang covid-19 tahun lalu, beliau menganjurkan menggunakan obat cacing Ivermectin untuk mengobati Covid-19.
Namun, saat ini, tampaknya pemberian Ivermectin tidak selalu mempan membasmi Covid-19.
Biasanya menurut pengalaman beliau pemberian Ivermectin pada awal sakit lebih berguna. Apalagi harga Ivermectin murah.
Terkait dengan banyak beredarnya tulisan-tulisan maupun video tentang obat herbal dan rajin minum teh dapat mencegah terinfeksi covid-19,  menurut dokter Sidharta itu tidak benar."Yang benar itu apabila terpapar  covid-19, virus akan berada di tenggorokan lebih kurang selama 3 jam sebelum kemudian menyerang tubuh. Jadi, bila rajin kumur-kumur dengan Betadin setelah bertemu dengan orang, selama tidak lebih dari 3 jam setelah bertemu dengan orang, akan bisa mencegah sakit." Demikian dokter Sidharta memberikan advis.
"Dibandingkan beberapa bulan lalu, penyakit Covid-19 sekarang lebih berat dan banyak yang terserang badai sitokin, sementara itu obat seperti Actemra, Gamaras/Privigen persediaannya menipis karena wabah di seluruh dunia. Sudah cukup banyak yang meninggal karena tidak kebagian obat. Sebaiknya tetap lakukan 3M : Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak. Jangan ngobrol dan makan di restoran dan jangan  ke mall." Ujar dr. Sidharta Salim menasihati.
Covid-19 ini bukan virus biasanya seperti flu. Covid-19 jauh lebih berbahaya. Covid-19 sudah membuat banyak manusia meninggal. Lagi pula virus yang belakangan ini jauh lebih ganas dari virus yang pada awal pandemik covid-19 menyerang dunia.
Dokter Sidharta Salim menambahkan  bahwa kita tidak boleh menganggap enteng Covid-19 ini. Masalahnya yang tertular Covid-19 itu 40% adalah OTG (Orang Tanpa Gejala) dan 40% lagi tertular dengan gejala ringan. Sehingga, kita tidak tahu apakah seseorang yang bertemu dengan kita itu OTG atau tidak.
Dan 80% yang tertular itu akan sembuh diberi obat atau herbal apa saja. Mungkin karena imunitasnya tinggi dan tidak memiliki penyakit bawaan.
Sehingga, jangan terlalu cepat percaya terhadap gembar-gembor bahwa obat ini obat itu, herbal ini herbal itu bisa menyembuhkan covid-19.Â
Oleh karena itu, kembali dokter Sidharta berpesan supaya semua orang senantiasa menjaga diri dan keluarga. Patuhi protokol kesehatan : Memakai masker yang dianjurkan pemerintah, rajin mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan hindari kerumunan.Â
No way out!