Mohon tunggu...
Andy Tirta
Andy Tirta Mohon Tunggu... Sales - Peace comes from within, don't seek it without.

Peace comes from within, don't seek it without.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Nasional Kenapa Tidak Pede?

13 Januari 2019   07:21 Diperbarui: 13 Januari 2019   07:48 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Setiap weekend saya acapkali memanjakan diri pergi ke bioskop menonton film.

Saya suka menonton film Barat dan Mandarin. Saya biasanya memilih film dari aktor pemerannya. Jika pemain film-nya adalah aktor terkenal, maka pasti saya tonton film itu. Saya hampir tak pernah melewatkan menonton film-film di bioskop jika pemerannya aktor top seperti Sylvester Stallone alias Rambo, Arnold Swarchnegger, Bruce Willis, Kevin Costner, Nicolage Cage, Steven Seagal, Jean Claude Van Damme, Vin Diesel, Jason Statham, Chuck Norris, Robert dengan Niro, Al Pacino, Clint Eastwood, Tom Cruise, Jacky Chen, Jet Lee, Donnie Yen.

Saya kurang suka menonton film nasional sejak dulu. Dulu, setiap nonton film lokal saya merasa tak terhibur karena teknik-tekniknya yg sangat kaku apalagi film action yang terlihat sangat kaku. Meskipun belakangan ini film nasional diakui mulai ada perubahan dan layak ditonton.

Minggu yang lalu seperti biasa setiap weekend saya pun memanjakan diri menonton film di bioskop, saya malas antri makanya saya punya akun Android di henpon untuk membeli tiket bioskop hanya dengan telunjuk jari  tanpa lagi perlu antri.

Lewat aplikasi Android di henpon saya bisa mencari film yg menarik untuk ditonton. Setelah ketemu film-nya dan bioskop yg menayangkan, saya pun tinggal menggunakan jari memilih film dan jam tayangnya.

Saat memilih film saya melihat ada sebuah film horror yang gambarnya cukup mengesankan horror dengan judul pakai kata asing bahasa Inggris. Bahkan nama-nama pemainnya yg berbau barat pun ditampilkan di poster film itu.

Namun, setelah lampu di dalam bioskop digelapkan dan film utama mulai ditayangkan saya baru sadar bahwa film itu bukanlah film barat tetapi film lokal. Ya, film lokal yg dikemas dengan judul dan gambar yg berkesan layaknya film asing. Saya sebagai pencinta film merasa terjebak. Hahaha....

Saya sedikit kecewa, dalam pikiran saya bilang kenapa kok film nasional kita kurang pede ya. Kok mesti pakai kata-kata bahasa Inggris untuk judulnya dan dikemas seolah film barat? Bahkan nama-nama para pemerannya pun berbau barat.

Padahal menurut saya 10 tahun terakhir ini dunia per-film-an nasional kita banyak mengalami kemajuan dalam hal teknik  baik teknik kamera maupun teknik peran serta setting film bahkan berani shooting di luar negeri.

Meskipun shooting film ke luar negeri adalah sekadar tuntutan cerita atau barangkali untuk memenuhi selera masyarakat penonton yg memang gemar akan budaya dan produk barat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun