Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Desa Munduktemu yang Ramah Lingkungan

18 April 2021   10:53 Diperbarui: 9 Mei 2021   11:53 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Leak Bali sebagai Produk Kopi Organik Pegunungan Desa Munduktemu, Desa Di Atas Awan. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

Dari desa-desa yang ada di kawasan Kabupaten Tabanan, ada satu desa yang menarik untuk diangkat sebagai knowledge sharing pembangunan daerah, yaitu Desa Munduktemu. Desa Munduktemu berada dalam lingkungan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Karena lokasinya yang berada di sebuah punggung bukit atau gunung, konon desa ini seringkali diselimuti kabut dan awan yang terkadang justru berada di bawah desa tersebut sehingga desa ini dijuluki “negeri di atas awan”.  Soal ketinggian desa ini, ketika saya tanya ke penduduk setempat, dikatakan sekitar 700 hingga 900 meter di atas permukaan air laut. Namun ketika dilakukan “cross-check” lebih lanjut, rujukan yang ada menyebutkan ketinggian yang bervariasi: antara 1500 hingga 1800 meter d.p.l. Berapapun, yang pasti ketika kesini udara terasa sejuk dan bersih.

Kantor Perbekel Desa Munduktemu, Kabupaten Tabanan. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kantor Perbekel Desa Munduktemu, Kabupaten Tabanan. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

Yang lebih menarik dari desa ini bukanlah soal awan, namun soal prestasi desa ini. Tingkat kemiskinan di desa ini sudah menurun drastis dari sekitar 15,5% di tahun 2013 menjadi 2.5% di tahun 2018. 

Selain program-program pengentasan kemiskinan yang standard dari pemerintah, peningkatan produksi dan kualitas kopi (merek "LEAK BALI" -- singkatan dari Lebih Enak Asli Kopinya) yang dihasilkan desa ini juga berkontribusi pada perbaikan kesejahteraan warga. Praktik pengolahan lahannya juga ramah lingkungan, tanpa pupuk kimia.

Kantor BUMDES “Sri Sedana” Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kantor BUMDES “Sri Sedana” Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sri Sedana Munduktemu berkembang produksi dan pemasaran kopi yang dinamakan Kopi Leak. Produk kopi bubuk yang berasal dari biji kopi jenis robusta inilah dikembangkan dengan sistem organik. Peningkatan usaha kopi ini merupakan bagian dari program pemerintah Kabupaten Tababan yang ditujukan untuk mempromosikan produk-produk lokal unggulan: NIKOSAKE (nira, kopi, salak, kelapa).

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sri Sedana Munduktemu berkembang produksi dan pemasaran kopi yang dinamakan Kopi Leak. Produk kopi bubuk yang berasal dari biji kopi jenis robusta inilah dikembangkan dengan sistem organik. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sri Sedana Munduktemu berkembang produksi dan pemasaran kopi yang dinamakan Kopi Leak. Produk kopi bubuk yang berasal dari biji kopi jenis robusta inilah dikembangkan dengan sistem organik. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Selain pengolahan lahan yang ramah lingkungan, upaya-upaya di bidang sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat sudah membuat desa ini tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan (BABS). Posyandu ada yang untuk anak-anak maupun lansia. Dengan dibantu program dari Pemerintah, seluruh (100%) rumah yang ada di desa ini sudah masuk kategori layak huni. Sebagaimana juga di banyak desa di Bali maupun di bagian lain Nusantara, Desa Munduktemu  juga memiliki “mobil siaga” serta “Jagabaya” (petugas keamanan sekaligus tim SAR desa bilamana ada situasi darurat).

Bersama Bapak I Nyoman Wintara, Perbekel (Kepala Desa) Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Bersama Bapak I Nyoman Wintara, Perbekel (Kepala Desa) Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Anak-anak pun diajak terlibat dalam hal kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat. Ada motto LISA: Lihat Sampah Ambil! Konon, motto ini diinisiasi oleh salah satu perbekel (kepala desa) disana yaitu Bapak I Nyoman Wintara sejak tahun 2016. Urusan kebersihan bahkan menjadi perhatian khusus yang diwujudkan dalam Peraturan Desa Munduktemu No. 11 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Kebersihan, Pelestarian Alam dan Lingkungannya di Desa Munduktemu. Pendidikan lingkungan sejak dini yang dilakukan secara konsisten adalah kunci keberhasilan pembangunan di daerah ini.

Tempat Penampungan LISA! (Lihat Sampah Ambil!) di Desa Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Tempat Penampungan LISA! (Lihat Sampah Ambil!) di Desa Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Munduktemu juga menarik diulas dalam hal kulinernya. Selain kaya akan buah salak, masakan Tabanan juga sangat lezat. Di Desa Munduktemu ada yang disebut dengan Entil. Sekilas makanan ini sangat mirip dengan lontong, namun bedanya pada bungkusnya yang digunakan adalah daun tengilidi. Daun tersebut dipercaya oleh masyarakat Desa Munduktemu dapat membuat adonan entil enak, karena zat hijau pada daun tersebut meresap ketika dimasak. 

Kuliner Tradisional Desa Munduktemu yang lezatnya luar biasa. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kuliner Tradisional Desa Munduktemu yang lezatnya luar biasa. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kuliner tradisional ini biasanya disantap dan disiram bersama kuah yang gurih. Entil akan semakin nikmat jika dikombinasikan dengan Lawar Kuwir. Lawar Kuwir salah satu kuliner khas Tabanan yang diolah dengan bumbu serta  campuran sayur-sayuran, telur rebus dan daging entog cincang diolah menjadi satu.

Hal lain yang cukup unik untuk diulas adalah di Desa Munduktemu saat ini sudah memiliki kebun organik seluas 50 ha dan telah menjadi obyek eco-wisata. Dari 50 ha tersebut, terdapat 1,5 ha yang sudah melalui uji Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman dengan pengakuan melalui sertifikat oranik No. No. 275-LSO-005-IDN-11-18. Lokasi ini sudah tidak menggunakan pupuk kimia sejak 4 tahun yang lalu, dan pengelolaanya sudah  tergabung di kelompok tani wana lestari. Desa Munduktemu  bercita-cita suatu saat bisa menjadi “desa organik”.

Kenangan kunjungan ke Desa Munduktemu Tahun 2019. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Kenangan kunjungan ke Desa Munduktemu Tahun 2019. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Desa-desa yang berpeluang besar menjadi komunitas masa depan telah lama diabaikan. Industrialisasi dan modernisasi telah membuat peradaban perkotaan mendominasi kehidupan di seluruh dunia. Bukan hanya sumber daya alam yang ditarik keluar dari desa, bahkan sumberdaya manusia yang berpendidikan dan terampil bermigrasi ke kota, menyebabkan kekeringan otak di masyarakat pedesaan dan memperlebar ketimpangan desa-kota. Akibatnya, potensi desa tergerus oleh akumulasi masalah yang kian kompleks. Desa Munduktemu memberi teladan bahwa membangun bisa dimulai dari desa, bahkan dipelosok sekalipun. Sekarang adalah saatnya untuk menyelamatkan masa depan dunia melalui gerakan kembali ke desa dan merevitalisasi desa berbasis masyarakat setempat. Desa yang sehat dan tangguh adalah fondasi yang kuat untuk kehidupan global yang berkelanjutan (*ASP, 2021)

Foto bersama sebagai kenangan berkunjung di Desa Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi
Foto bersama sebagai kenangan berkunjung di Desa Munduktemu. Sumber: Dok. Pribadi Andi Setyo Pambudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun