Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, lereng Gunung Sindoro yang masuk ke area Desa Tlahab, Kecamatan Kledung ini sempat menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa, khususnya pernah menjadi pos pertahanan prajurit Pangeran Diponogoro saat melawan pasukan Belanda.Â
Pos pertahanan yang dianggap rahasia ini akhirnya berhasil diketahui Belanda sehingga langsung ditinggalkan oleh prajurit-prajurit sang Pangeran sehingga menjadi pos kosong. Istilah Posong sendiri diilhami dari peristiwa tersebut yaitu singkatan dari Pos Kosong.
Sejak tahun 2019, kawasan ini diubah menjadi tempat wisata yang terkenal dan bahkan cukup bertahan di masa pandemi COVID-19 yang memasuki Indonesia awal tahun 2020, walau pengunjungnya telah berkurang 50% jika dibandingkan sebelum ada pandemi. Berbagai kreativitas warga dan dukungan Pemerintah daerah adalah kunci bertahannya kawasan ini  dari gempuran dampak ekonomi di masa pandemi. Jumlah pengunjung juga perlahan tapi pasti merangkak naik.
Wisata Alam Posong telah membuka tempat berkemah bagi masyarakat. Wisatawan yang berminat dapat menghubungi pihak pengelola dengan keramahan yang luar biasa.Â
Menginap di lokasi ini mengajak  wisatawan untuk dapat merasakan sejuknya udara pegunungan dengan sensasi yang berbeda dan dikelola secara profesional. Pihak pengelola telah menyediakan sarana sebagai sayarat sesuai protokol kesehatan sebagi respons terhadap penyebaran COVID-19.
Dalam master plan kawasan yang disusun pemerintah daerah bersama masyarakat, ke depan wisatawan tidak hanya akan menikmati pemandangan sunrise di kaki Gunung Sindoro, tapi juga sunset dari balik Gunung Sumbing.Â
Kreativitas pengelolaan Wisata Alam Posong muncul ketika hal-hal besar dilakukan oleh serangkaian hal kecil yang disatukan. Kreatif itu bukan soal definisi, tapi lebih kepada tindakan nyata. (*ASP, 2021)