Grahamedia, Kisah tentang Pedagang Buku Jalanan

Selain toko buku Gramedia, di tempat kami di kota Makassar dikenal juga toko buku modern yang mengisi mal-mal yakni Graha Media. Meski banyak juga lapak atau kios buku yang baru berkembang. Namun kebiasaan ke mal dan sesekali mampir di toko buku yang ada di mal tersebut. Bahkan setiap ada mal baru tidak pernah luput adanya toko buku Grahamedia.

Di awal melihat toko buku Grahamedia seakan bertanya-tanya apakah ini yang disebut Gramedia atau anak perusahaannya. Karena keseringan berkunjung ke Grahamedia tersebut pada akhirnya banyak kenalan di dalamnya, mulai dari kasir hingga cleaning service. Suatu ketika bincang-bincang dengan salah satu cleaning service toko buku tersebut dan akhirnya semakin akrab. Beliau teman se-kampus saya sejak S1. Namun memilih kuliah sambil kerja. Ia kerja di sore hari hingga di malam hari. Ia banyak bercerita tentang kecintaannya terhadap buku termasuk ketertarikannya untuk bergabung di Grahamedia. Memang awalnya jadi seorang Cleaning Service namun perlahan ia beranjak jadi karyawan tetap dan kabar terakhir melalui media sosial facebook miliknya kawan saya tersebut sudah jadi penulis terkenal di pulau Jawa baik di aplikasi menulis dan baca online maupun secara konvensional. 

Singkat cerita, kawan saya bercerita tentang perjalanan kesuksesan pemilik Grahamedia. Cerita kawan saya tersebut pernah juga saya dapatkan dalam sebuah diskusi perbukuan bahwa ada seorang pemilik toko buku terkenal di kota ini awalnya ia hanya menjajakan bukunya keliling. Dalam artian dengan kendaraan pribadi bukan door to door tapi dari lorong ke lorong perumahan di kota Makassar. 

Mengenai kebenaran cerita tersebut saya belum bisa membuktikan sebab belum pernah ketemu langsung dengan pemiliknya. Karya dalam bentuk buku pun belum pernah saya baca. Pastinya jika ia pencinta buku atau literasi sudah pasti mengarsipkan cerita perjalannya. Sebagaimana para politikus yang sukses saat ini sangat mudah kita temukan riwayat perjalannya sebab foto dan baliho mereka berseliwering di media sosial dan di simpang jalan raya. 

Entah bagaimana seorang pedagang buku keliling bisa masuk mal. Ini menjadi pertanyaan saya, setiap kali melihat ada mal baru. Namun terkadang setiap tiga tahun hingga lima tahun, toko buku tersebut tergantikan dengan toko perkakas (Mr. X0), di mal yang lain juga tergantikan dengan toko pakaian (Mr R), dan demikian di mal lainnya pula kini sudah tergantikan. 

Saat mendengar isu beberapa toko buku yang tutup, saya kemudian berselancar di google chrome mencari toko buku tersebut. Dalam daftar pencarian saya terkadang silih berganti antara Gramedia dan Grahamedia, kadang pula Graha Media adv, atau PT Graha Media, bahkan Graha Pena (milik Alwi Hamu, pendiri koran FAJAR di Makassar). Entah saya yang salah ketik dengan kata kunci yang salah. 

Saya juga sedikit lupa apakah Graha terpisah dengan Media atau gabung dengan Grahamedia sebab sudah lama saya tinggalkan kota tersebut yang menjadi pusat persebaran outlet toko buku yang saya maksud. Semoga saja ia masih ada agar para karyawan dan penulis baru seperti saya dapat mendapatkan buku murah atau hadiah lainnya. Sebab saya selalu teringat atas bocoran setiap even baik buku murah dengan potongan harga karena member maupun even tebak-tebakan bagi para pengunjung. Siang ini saya tertuju pada beberapa buku dan jam dinding hasil undian karena bocoran dari teman saya tersebut atas jawaban dari setiap pertanyaan.