Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kepala Sekolahku Dulu (2)

22 Mei 2023   14:18 Diperbarui: 22 Mei 2023   15:04 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu guru, sumber; gurusiana

Kepala Sekolahku Dulu di Sekolah Dasar Ibu Kandung Belanga

Sepulang dari rumah ibu guru Rahma, Sum Sum masih saja membuka album penamatan sekolah. Ia mendapati foto bersama dengan ibu guru Maria. Kali ini pikirannya tertuju pada kepala sekolah SD ibu kandung Belanga. Tak ada yang spesial dari hubungan mereka. Sebatas murid dan guru. Hubungan kekeluargaan juga ada sedikit tapi jauh. Namun ada yang berkesan dengan kepala sekolah itu dengan hidup Sum Sum.

Banyak pekerjaan berkaitan dengan administrasi, banyak pula rencana pendaftaran sekolah lanjutan atau berkaitan dengan pekerjaan yang tidak terlepas dengan administrasi. Sum Sum acapkali tidak diikutkan dalam tes sekolah negeri lantaran lewat umur. Ingin daftar angkatan seperti TNI / POLRI, atau pasukan keamanan lainnya. Hanya saja ia selalu terkendala dengan umur. Setelah tamat SD ia ke kota Makassar mendaftar SMP unggulan namun tidak diterima. Ia pun kembali ke Belanga daftar sekolah SMP saja di kampung. Di SMP ia ingin sekali daftar Pramuka atau paskibraka tapi lagi lagi umurnya kelewat batas. Setamat SMP pun ia kembali ke Makassar daftar sekolah perawat, petugas medis kedinasan, sekolah Farmasi tapi tidak lolos lantaran umur. Ia pun kembali lagi ia ke sekolah SMA Belanga, sebuah SMA baru buka, ia angkatan pertama.

Setelah tamat SMA pun ia berkali-kali daftar perguruan tinggi baik di negeri maupun di swasta namun saat itu sulit lolos administrasi. Di perguruan tinggi swasta bisa saja ia lolos namun masuk pada kelas pekerja atau kelas karyawan yang lazim disebut kelas non regular. Pada akhirnya ia mendaftar pekerjaan di perusahaan marmer namun ia mendapat posisi tukang batu, Yah tukang batu sebab selain sarjan bidang insinyur pertambangan untuk posisi survey kelayakan pertambangan dan sarjana manajemen untuk HRD atau Sastra Inggris untuk bagian pemasaran dan interpreter maka semuanya adalah tukang. Pekerjaan Sum-Sum tepat di Citah Marmerindo B bagian produksi pengolahan batu gunung menjadi lantai marmer. Kemudian ditempatkan pada shift tiga yakni kerja malam terus. Ia pun lakoni demi untuk biaya kuliah nanti pada kelas non regular. Tahulah jika kelas karyawan pasti mahal. Ia harus kerja sambi kuliah demi mengindari jadi pengangguran. Jika ia pengangguran hanya jadi kuliah atau buruh tani bagian angkutan gabah pabrik.

Dua tahun setelah ia bekerja, ia pun mendaftar di salah satu PTS jurusan manajemen. Tak lama berselang ia tak mampu bayar sebab pembayaran biaya kuliah tidak seimbang dengan pemasukannya jadi tukang batu. Ia pun mengumpulkan duit hingga cukup untuk bayar biaya SPP dan BPP pada tahun berikutnya. Melihat pekerjaan lulusan Sastra Inggris hanya belajar Puisi, Drama, Novel, Sejarah negara asing, Budaya negara Asing, belajar speaking, tata bahasa, hingga belajar tulis menulis lalu bekerja bagian marketing. Pada akhirnya ia memilih jurusan Sastra Inggris pada salah satu PTS di Makassar. Sum-Sum tiap hari mempelajari Puisi-Puisi kenapa bisa tulisan fiksi tersebut menjadi sebuah ilmu. Apa yang ada dalam puisi sebenarnya? Ia pun belajar tulis menulis fiksi lain seperti cerita. Ia banyak menulis cerita saat masa sekolah. Ia selalu teringat dengan sosok Ibu gurunya. Tak lupa ia tulis berlembar-lembar tentang kekesalan seorang ibu guru bernama Ibu Maria yang juga kepala Sekolah Sasar Ibu Kandung Belanga.

Semenjak kuliah di Jurusan Sastra Inggris, para dosen dan administrasi kampus PTS itu tak satupun mempertanyakan tentang tanggal lahirnya. Iya, memang rumor di PTS itu selamat ada FC Ijasah SMA, KTP, dan Surat keterangan kerja dari perusahaan serta selama pembayaran SPP/ BPP lancar maka tidak ada pertanyaan. Mereka tak peduli engkau siapa, yang mereka peduli berapa orang yang masuk dan berapa orang yang keluar. Di PTS kan bisa dikata pangsa pasarnya selain yang tidak lolos PTN adalah kelas pekerja. Sum-Sum pun merasa bahagia melewati hari-hari kuliahnya dan juga dunia kerja malamnya. Meski ia harus bolak-balik dari kabupaten Pangkep ke Kota Makassar. Ia pun sesekali melupakan nasibnya yang beberapa kali tidak diloloskan setiap pendaftaran kerja maupun pendaftaran di Sekolah Elit dan di PTN. Berbeda di Perusahaan Marmer tersebut yang dibutuhkan adalah buruh pabrik yang bisa angkat dan turunkan batu dari mesin ke dolok atau dari mesin A ke mesin B. Setiap akhir bulan gajian ia pun senang.

***

Menjelang pendaftaran nomor Induk Siswa Nasional dan untuk persiapan pendaftaran Ijazah SD, ibu Maria memanggil semua siswa. Siswa lainnya turut hadir orang tua mereka yang bersaksi bahwa saya mulai hamilkan siswa A ini sejak tanggal sekian, ngidam dua bulan, lalu melahirkan di rumah dibantu dukun. Ibu lain pula demikian, sesekali mereka berkata aku dibantu ibu mertua. Kini giliran Sum-Sum, ibunya tak datang ia takut diinterogasi sebab nama belakangnya ada fam Aidid. Ia takut dipertanyakan lagi kenapa ada generasi pemberontak ada di sini. Sum-Sum pun hanya manggut saja. Ibu Maria melihat raut mukanya yang sedikit ketuaan dari siswa lainnya ia pun memutuskan bahwa barangkali kamu lahir di tahun sekian dan tanggal sekian katanya. Sum-Sum tidak tahu menahu untuk apa sebenarnya kelahiran.

Ia baru tersadar saat melihat foto mendiang ibunya dengan penuh penderitaan di wajahnya yang tak pernah senyum. Di masa penjajahan sejak ia kecil pula selalu dibawah lari ke hutan, baik karena kekejaman rezim, pemburuan DI TII karena di Belanga selalu ada praktek tradisi yang dianggap menyimpang dari Islam padahal Islam pun baru hadir kemarin kata nenek Sum-Sum suatu ketika. Kini Sum-Sum baru sadar begitu pentingnya tahun kelahiran.

Ia tak pernah lupa nama Ibu Maria, ia pun tak pernah lupa foto bersama itu di album kenangan penamatan Sum-Sum. Ia baru paham bahwa jika kelahiran diubah begitu saja maka berisiko saat ia tamat sekolah sebab semua sekolah lanjutan hanya menerima dua tahun paling maksimal dari tahun penamatan atau dua tahun paling maksimal dari umur siswa yang tamat secara mayoritas. Demikian pendaftaran angkatan seperti TNI dan Polri atau security.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun