Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Memulai Usaha Rintisan Bisa Berkaca pada Start Up

10 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   18:06 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Start Up, sumber foto: wikipedia

Beberapa negara maju memberikan edukasi kepada masyarakatnya melalui berbagai cara. Salah satu negara maju yang bangkit dari keterpurukan adalah negara Korea Selatan. Beberapa literatur menjelaskan bahwa negara tersebut pernah mengalami keterpurukan dan pada akhirnya ia bisa bangkit dan maju. Bukan berarti kita harus mencontoh dan menciplak apa yang dilakukan oleh negara tersebut. Hanya saja ada beberapa cara-cara kreatif yang dilakukan oleh negara tersebut yang bisa diadaptasikan di negara kita. Sebab tidak semua perilaku dan kecenderungan semua negara akan sama, tetapi variatif dan fleksibel. 

Hal yang berbeda pada negara Korea Selatan, yakni generasi milenial dan generasi Z yang ada saat ini dapat belajar dari industri kreatif yang sedang berkembang di  negaranya. Bahkan di luar dari Korea Selatan juga bisa mengintip seperti apa industri kreatif yang ada di sana. Industri kreatif yang saya maksud di sini salah satunya adalah industri musik, dalam bidang pariwisata, perfileman, hingga drama.  

Sebuah drama tidak lahir begitu saja tetapi berangkat dari sebuah permasalahan sosial, kegelisahan, ketimpangan yang ada di sekitar penulis naskah. Dari naskah prosa misalnya bisa diubah kemudian menjadi sebuah naskah drama. Dengan campur tangan produser, sutradara, dan aktor maka terjadi sebuah proses casting hingga berbuah drama yang betul betul sebuah drama (sandiwara). Drama lahir dari sebuah proses kreatif, hingga dapat disebut produk industri kreatif.

Sebuah  drama korea berjudul Start Up (rilis 2020). Drama tersebut  dibintangi Bae Suzy, Nam Joo-hyuk, Kim Seon-ho, dan Kang Han-na. Bagi yang belum menonton dan berencana menonton baiknya membaca terlebih dahulu sinopsis dari drama tersebut. Kemudian mempelajari siapa penulis naskah, sutradara, produser terlebih aktor-aktor yang terlibat di dalamnya agar apa yang dinonton nantinya akan ketemu pertanyaan-pertanyaan yang tak perlu dijelaskan lagi pada orang-orang yang sudah menontonnya. Dalam artian chemistry sebuah drama kita resapi, dan pesan moral, alur cerita, latar hingga penokohan. Dalam dunia sastra dikenal dengan istilah aspek instrinsik. Aspek ini seperti yang saya sebutkan tadi, selain aspek tersebut ada juga aspek ekstrinsik yang mengkaitkan antara apa yang ada di dalam sebuah cerita/prosa/fim/ drama. Termasuk aspek sosial, sejarah, politik, bisnis, dan lainnya yang turut mempengaruhi kejadian demi kejadian pada tokoh. Saya tidak menjelaskan lebih dalam tentang sinopsis drama tersebut, cukup sebagai pengantar sebab bisa dilihat di mana saja dengan fasilitas teknologi. 

Drama Start Up hadir bisa saja sebelum atau pada saat  teknologi keterbarukan (lazim disebut AI)  digembar gemborkan dan usaha start up dikembangkan pada beberapa negara. Di dalam drama Start UP menceritakan bagaimana pemuda yang memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi bisa ikut berkompetisi. Di dalam kompetisi yang dilakukan oleh penyelenggara (sebuah badan usaha rintisan di Korea Selatan) terdapat edukasi yang sangat menarik. Edukasi tentang bagaimana memikirkan ide, topik usaha, penulisan judul proposal usaha, pembentukan tim, perencanaan anggaran, pemodal, hingga pendampingan dan evaluasi. 

Berangkat dari keinginan individu mendaftar sendiri sendiri dengan menulis motivasi singkat kenapa ia ingin terjun ke dunia bisnis rintisan di Korea Selatan. Dari individu tersebut kemudian diminta mencari teman (partner), misalnya siapa yang ahli IT, siapa yang ahli marketing, bidang manajerial hingga siapa yang bisa jadi CEO. Setelah terbentuk tim masing-masing tim akan mendapatkan mentorship hingga berhasil membuat sebuah usaha rintisan. Dari tim pemenang tentu akan mendapatkan modal yang sangat besar bahkan hampir semua perusahaan besar yang relevan dalam kompetisi tersebut bisa menanam saham pada usaha rintisan.

Dalam acara yang dipandu panitia berlangsung setiap tahunnya sehingga setiap tahun ada pengusaha yang lahir. Pengusaha yang lahir tadi bisa berakuisisi atau menanam modal pada usaha rintisan baru dan seterusnya. Mungkin saja ini sebuah drama tetapi ada sebuah nilai edukasi dan pesan moral yang bisa kita maknai sebagai pembelajaran. Dari sini kita berkaca bahwa untuk memulai usaha khususnya di era teknologi perlu ada semacam perencanaan, proses, dan pendidikan yang cukup agar nantinya tidak sekedar buka dan tutup kemudian merasa rugi lalu muncul bulian. 

Selama proses seleksi bisnis rintisan dalam program yang diselenggarakan oleh penyenggara dan pemodal tersebut ada pelajaran yang bisa kita kembangkan di Indonesia bahwa teknologi bisa memudahkan kita namun di sisi lain merampas hak pekerja buruh. Tetapi itu adalah keniscayaan di era saat ini sehingga bagaimana masyarakat kita berfikir efektif dan tepat sasaran dalam memulai suatu usaha rintisan. Sehingga dalam menjalankan usaha rintisan yang terencana dengan baik akan diukur oleh pihak terkait yang akan bekerja sama dengan kita baik itu pemodal, tim, dan mitra sasaran lainnya.

Dari kedua kisah dalam drama tersebut, kita bisa belajar banyak hal tentang proses kreatif, kelihaian membaca pasar, perencanaan yang matang, referensi buku, orang yang tepat berdasarkan passionnya, serta tekad yang kuat. Membaca kontes ke Indonesian, tulisan ini tidak bermaksud menggurui pembaca namun tentu bisa menjadi referensi bagi generasi millenial dan generasi Z bahwa zaman kita berbeda. Zaman saat ini tidak hanya kepandaian dan modal dalam berwirausaha tetapi sebuah kreativitas, pembacaan situasi dan integritas agar kita tidak terjerumus begitu saja dengan arus teknologi yang tidak bisa terbendung lagi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun